Mohon tunggu...
Hariadhi
Hariadhi Mohon Tunggu... Desainer - Desainer

Ghostwriter, sudah membuat 5 buku berbagai Dirut BUMN dan Agency Multinasional, dua di antaranya best seller. Gaya penulisan berdialog, tak sekedar bernarasi. Traveler yang sudah mengunjungi 23 dari 34 provinsi se Indonesia. Business inquiry? WA 081808514599

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bertualang Menemukan Kembali Kekayaan Kuliner Indonesia

16 November 2020   10:43 Diperbarui: 16 November 2020   11:01 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sekian puluh ribu kilometer yang saya tempuh untuk mengelilingi Indonesia, salah satu topik yang paling saya sukai untuk ditemukan adalah kuliner. Ya, budaya Indonesia memang begitu kayanya sehingga setiap daerah punya kekhasannya masing-masing. 

Apa saja?

1. Bumbu Pliek dari Aceh


Bumbu pliek adalah semacam belacan atau terasi, namun alih-alih menggunakan udang atau hewan laut lainnya, pliek dibuat dari ampas kelapa. Rasanya? Buat yang tidak terbiasa, bisa muntah. Namun bagi saya pribadi, pengalaman memakan gulai ikan dan sayuran dengan bumbu pliek sangat luar biasa. Makanan ini juga makanan komunal, baunya yang menyengat bisa mengundang banyak tetangga di Sawang, Aceh untuk datang dan ikut serta mencicipi.

Bumbu Pliek bisa ditemukan di pasar tradisional di daerah Aceh tengah dan utara. Tersedia juga di toko online. 

2. Salak Aceh atau Buah Rumbia dari Aceh

sumber: tribunnews
sumber: tribunnews
Rumbia bukan tanaman khas Aceh. Nyaris di seluruh Indonesia ada dan daunnya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Namun rasanya hanya di sekitaran Aceh buahnya dimakan. Rasanya memang mirip salak, seperti namanya, tapi jauh lebih sepat dan asam. Supaya lebih nikmat, bisa dirujak bersama bumbu pliek.

Salak Aceh bisa ditemukan di pasar tradisional di daerah Aceh tengah dan utara.

3. Kopi daun kawa

Sumber: dokpri
Sumber: dokpri
Kopi lazimnya dinikmati dari bijinya yang digongseng hingga setengah hangus. Namun cerita sejarah menakdirkan orang-orang Sumatera Barat yang dilarang menikmati biji kopi saat periode tanam paksa masa penjajahan Belanda beralih konsumsi. Kecerdikan orang Minang membuat mereka mengakali sumber kafein dari daun yang dijemur lalu diasap. Rasanya khas mirip kopi namun lebih encer. Daun kawa terbaik punya aroma sedikit seperti asap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun