Mohon tunggu...
Harfei Rachman
Harfei Rachman Mohon Tunggu... Freelancer - An Un-educated Flea

Aku, pikiran yang kamu takkan bisa taklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hukum Motor Menabrak Mobil, Apakah Mobil yang Harus Disalahkan?

3 Juli 2018   09:02 Diperbarui: 4 Juli 2018   15:49 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: tribunnews.com

Kejadian ini bermula pada siang bolong di daerah Bekasi pada hari Minggu kemarin. Awalnya, kami ingin mengelilingi wilayah Jaktim dari Bekasi. Kami ingin mengunjungi Mall AEON Garden City. Namun sayang, ketika itu datang sepeda motor melaju kencang ke arah kami, dan menghantam belakang mobil kami. Kejadian itu sangat mengagetkan kami di dalam Mobil dan pengendara-pengendara lainnya. 

Saya tidak bisa menceritakan secara rinci, namun yang pasti pengendara itu baik-baik saja. Hanya mengalami pusing di kepalanya. Beruntung, wanita tersebut menggunakan helm, dan masih bisa selamat. 

Kami pun memutuskan berhenti, karena inisiatif kami sendiri. Keadaan saat itu memang tengah padat merayap. Bersama abang-abang Grab dan Go-jek di sekitar situ langsung membantu membawa wanita itu ke pinggir jalan. Dan motor itu sudah tak jelas bentuknya. 

Saat kami menghampiri, mbak-mbak itu masih dalam keadaan lemas, dan masih pusing. Dan seketika jalanan sekitar kami tersendat, akibat para penonton kecelakaan yang tidak jelas dari mana asal-usulnya dan maksud tujuannya dan sudah berbudaya di Indonesia. Miris.

Beruntung abang-abang Grab dan Go-Jek menjadi mediator di antara pihak kami dan pihak Mbak tersebut. Ketika Mbak itu tengah sadar, akhirnya kami menawarkan untuk mengantar ke Rumah Sakit terdekat, namun mbak itu menolak. Setelah perlahan kesadarannya kembali, Mbak itu pun akhirnya meminta rekening kami agar dikirimkan uang pengganti bemper Mobil kami yang sudah penyok. Walau uang yang diberikan tidak sebesar kerusakan yang kami dapat, tetapi kami menerima. Yang penting, tidak ada korban disana. Dan kami pun melanjutkan perjalanan kami. Tetapi kami memutuskan untuk mencari Bengkel Mobil terdekat. 

Intinya, Saya mengaku berterima-kasih kepada Mbak tersebut karena mau bertanggung-jawab. Dan mungkin kita harus sekali-kali mengikuti peraturan yang ada. Bukan karena takut untuk ditilang, tapi takut akan keselamatan kita sendiri. 

Termasuk menggunakan Helm dan tidak menggunakan headset, earphone, dan sebagainya saat berkendara. Lalu yang kedua, teruntuk para abang-abang ojek online yang tidak menghakimi kami, dan malah menjadi mediator tanpa bantuan Polisi. Semoga kejadian saya tidak terulang kembali di masa mendatang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun