Mohon tunggu...
Hardina Amelia
Hardina Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Padjadjaran

I was born to do exactly what I’m doing today

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hadirnya Aplikasi MiChat Sebagai Media Prostitusi Online

15 Desember 2022   11:06 Diperbarui: 15 Desember 2022   11:20 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis Kedua : Bapak Maulana Irfan, S.Sos., M.I.Kom (Dosen Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi FISIP Universitas Padjadjaran)

Keberadaan Aplikasi MiChat di Masyarakat              

Seperti yang diketahui,  sudah menjadi rahasia umum hadirnya aplikasi MiChat sebagai media yang kerap menjadi jasa prostitusi online. Keberadaan aplikasi ini cukup mengkhawatirkan pada komponen masyarakat khususnya di Indonesia. Dengan kemudahan dalam mengakses jasa prostitusi secara online, maka secara tidak langsung mendukung perkembangan PSK di masyarakat. Tak hanya itu, penyimpangan seksual kian berkembang sehingga menimbulkan masalah sosial.

Pada awalnya aplikasi MiChat dikembangkan oleh MiChat PTE sebagai sebuah aplikasi pesan intan yang dapat digunakan secara gratis dan bertujuan untuk membangun komunikasi antara  pengguna dengan keluarga, teman, dan lainnya, namun hal tersebut disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab sebagai media prostitusi online. Dilansir dari disway.id, pada tahun 2020 Indonesia menjadi negara pengguna aplikasi MiChat terbanyak  dengan jumlah menembus angka lebih dari 50 juta pengguna, hal ini disebabkan terdapat pemasaran sosial dari berbagai aplikasi media sosial seperti tiktok, instagram dan twitter.

Terdapat Fitur yang mendukung aktivitas Prostitusi Online

Dewasa ini, penggunaan aplikasi MiChat kerap dijadikan sebagai media pada kegiatan prostitusi online dan open BO cukup dikenal luas oleh masyarakat di Indonesia. Terdapat beberapa alasan mengapa fenomena tersebut terjadi. Alasan pertama yaitu kemungkinan besar mereka yang menjalankan praktek merasa lebih aman melakukan transaksi secara online melalui aplikasi MiChat dibanding secara langsung, karena pekerja seks komersial atau pelaku open BO bisa melakukan COD (Cash On Delivery) atau pembayaran di tempat tak harus menjalankan praktik prostitusi secara terbuka. Alasan kedua yaitu terdapat fitur People Nearby di aplikasi MiChat tersebut, hal tersebut tentunya lebih memudahkan pengguna agar dapat menemukan sesama pengguna MiChat yang berada di sekitar lokasi mereka meskipun mereka tidak saling mengenal atau menyimpan nomor telepon. Oleh karena itu, penggunaan fitur People Nearby di MiChat, setelah pengguna menemukan teman baru mereka bisa secara langsung mengirim pesan tanpa harus adanya persetujuan kedua pihak. Maka dari itu, fitur ini kemudian disalahgunakan pelaku prostitusi untuk mempromosikan keberadaan mereka. Dari beberapa akun PSK online yang telah teridentifikasi, biasanya para Pekerja Seks Komersial tersebut memasang foto profil yang dapat menarik perhatian para  pelanggannya serta di profilnya juga terdapat deskripsi singkat mengenai penawaran jasa prostitusinya. Bagi pengguna lain yang tertarik dan ingin bertransaksi open BO bisa langsung mengirimkan pesan ke PSK online tersebut. Setelah terjadi proses kesepakatan, keduanya bisa bertemu di tempat yang telah direncanakan.

Perspektif Teori Sosiologi terhadap fenomena tersebut

Dengan demikian fenomena ini dapat dianalisis menggunakan teori Struktural Fungsionalisme oleh Talcott Parsons. Parsons melihat kenyataan sebagai suatu yang bersifat umum dan luas yang tidak terpaku pada struktur sosial. Parsons selalu menggunakan suatu pendekatan melalui teori mengenai tindakan yang bersifat umum. Pemikiran Parsons lebih mengarah pada hubungan dan kesempatan yang termuat dalam bentuk relasi yang mengakibatkan adanya kemungkinan terjadinya suatu perubahan struktur sebagai dampak perubahan itu sendiri. Perubahan struktur yang terjadi dalam kasus prostitusi online dapat dilihat berdasarkan tahapan pada konsep A-G-I-L yang dikemukakan oleh Parsons. Dimana perkembangan dan tingkatan A-G-I-L diupayakan sebagai analisa terhadap pernyataan dan fenomena dalam suatu sistem sosial (Johnson, 1996: 129), sehingga diharapkan ada gambaran jelas mengenai perubahan sosial yang terjadi.

Pada konsep Adaptation, awal kemunculan prostitusi merupakan bentuk adaptasi dari kesulitan yang dihadapi oleh anggota masyarakat atau dalam kata lain pelaku prostitusi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Bagi mereka yang mengalami masalah dalam kesulitan ekonomi (rentan pada wanita) akan melakukan berbagai hal untuk mendapatkan mata pencaharian guna agar terpenuhinya kehidupan sehari-hari , dengan demikian banyak masyarakat yang terlibat pada kasus prostitusi karena tingginya taraf depresi yang melanda.

Lalu pada konsep Goal attainment, mendeskripsikan tentang bagaimana pelaku prostitusi menjalankan penawaran jasa pemuasan seks kepada para pelanggan dengan harapan tercapainya kebutuhan ekonomi sehingga kehidupan menjadi layak dan terpenuhi dengan baik. dengan demikian Kondisi ini memperlihatkan tujuan dari pelaku prostitusi untuk mendapatkan keuntungan demi kelangsungan hidup.

Selanjutnya pada konsep Integration, pelaku prostitusi berada pada keadaan intentitas tertinggi, dimana menjadikan kegiatan prostitusi sebagai model atau trend gaya hidup. Berbeda dengan tahapan adaptasi yang memiliki tujuan sebagai bentuk survival, tapi mereka cenderung sudah mulai hidup mewah dan berperilaku hiperkonsumtif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun