Mohon tunggu...
Hardiman M.D Situmorang
Hardiman M.D Situmorang Mohon Tunggu... Konsultan - Pelajar

Pelajar dan belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester United yang Dirindukan

30 April 2020   01:47 Diperbarui: 30 April 2020   01:50 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindu akan prestasi, konsistensi dan mentalitas. Berat memang saat mendengar kabar pensiunnya Sir Alex Ferguson. Berat karena beliaulah yang telah memberikan rasa nyaman pada semua fans Manchester United, beliau juga telah menjadi jaminan jaminan prestasi dalam setiap musim kompetisi. Kejayaan yang telah dibangun sejak awal 90an, berbuah konsistensi atas prestasi sebuah klub sepakbola yang kini memiliki basis fans terbanyak di dunia.

Diawali pada era class of 92 yang merupakan sinyal awal bahwa kelak tim ini akan melewati raihan trofi juara liga milik rival abadi yaitu tim merah berlogo burung. Tidak usaha disebut siapa tim itu karena sebagian besar fans akan sangat sulit jika harus menyebut nama tim tersebut. 

Dari era class of 92 ini banyak pihak yang menyukai sepakbola takjub akan magis dan manisnya prestasi yang dilahirkan dari para pemain yang dibina sejak usia dini. David Beckham, Paul Scholes, Ryan Giggs contoh nama yang menjadi bagian dari era ini. 

Kumpulan anak muda pada era itu yang masih sangat amat tulus berprestasi akan hal yang dicintai. Treble winner pada musim 1998/1999 menjadi bukti sahi atas hasil kerja keras mereka. 

Dua gol pada masa injury time pada final liga champions merupakan hasil karya yang mampu membuat laga ini menjadi salah satu final terbaik dalam sejarah kejuaraan elit sepakbola Eropa. Mentalitas kuat untuk berprestasi, serta keinginan menang yang hadir bahkan sampai menit akhir merupakan kunci atas terciptanya prestasi tersebut.

Sedikit pengantar awal mula terbentuknya konsistensi akan kejayaan Manchester United. Prestasi seakan menjadi garansi saat musim baru dimulai. Dengan kepala tegak semua fansnya pasti selalu yakin setiap musim bahwa tim kesayangan merupakan calon kuat juara untuk setiap kompetisi yang diikuti. Para fans juga terbiasa memiliki pemain favorit yang mungkin saja fans dari tim lain membayangkan jika pemain tersebut merupakan bagian dari tim mereka. Van Nistelrooy, Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney adalah nama bintang yang kemudian menjadi ikon selanjutnya. 

Puncaknya pada musim 2007/2008 dengan trio penyerang sekelas Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan Carlos Tevez memberi rasa khawatir para pemain belakang tim lawan, tajamnya barisan penyerang, peluang tercipatnya gol dan kemenangan atas pertandingan yang akan dilakoni. 

Keluar sebagai juara pada English Premier League dan UEFA Champions League sudah cukup memberikan betapa kuatnya tim ini ditambah gelar juara pada kompetisi kejuaraan dunia antar klub. 

Tanpa Carlos Tevez, pada musim 2008/2009 Manchester United kembali menjadi kampiun pada ajang EPL namun harus kalah di final Champions League dari Barcelonanya Pep Guardiola.

Nyaman adalah situasi yang terus terbentuk saat fans dari sebuah klub sudah terbiasa meraih prestasi atau minimal menjadi kandidat kuat calon juara bagi kompetisi yang dijalani. 

Banyak yang lupa bahwa Sir Alex pun hanya manusia yang merayakan ulang tahun dan selalu mengalami pertambahan usia seperti semua orang. Tahun 2013 resmi sudah sosok yang membangun rasa nyaman purna dari tugasnya sebagai manager. Sontak semua fans kalau tidak semua minimal bagi sebagian fans yang mengetahui sejarah tim ini termenung akan musim-musim kompetisi yang akan datang. 

Fergie time, deretan trofi, pemain bintang yang lahir dari akademi klub sejenak terbayang akankah kembali terulang. Kepala yang selalu tegak ketika menyambut laga bigmatch atau derby sekalipun seketika berubah menjadi kekhawatiran dan tak lagi setegak biasanya. Khawatir bahwa kenyamanan yang sudah sangat amat lama terbentuk akan pergi meninggalkan para fans.

Kini tujuh tahun sudah era Sir Alex berlalu. Tidak sedikit pelatih mencoba untuk melanjutkan kejayaan ini. Pelatih dengan naama besar, pelatih berpengalaman beserta koleksi  trofi juara telah dicoba untuk mengembalikan rasa nyaman tersebut. Namun memang belum waktunya masa kejayaan itu datang lagi. 

Ole panggilan akrabnya kini telah kembali. Bukan kembali bermain di lapangan hijau, namun kembali sebagai nahkoda bagi Manchester United. Ole si pencetak gol kedua pada final liga champions. Pemain yang dulu punya gelar sebagai “super sub”. 

Sosok yang membuat fans Manchester United bereuni atau sekedar bernostalgia pada masa kejayaan treble winner 98/99 diiringi dengan pertanyaan apakah Ole sosok yang tepat. Ketepatan pilihan soal prestasi hanya waktu yang dapat membuktikan karena setiap musim kompetisi dijalani tidak dalam waktu yang sebentar. Tidak perlu mengharap banyak seperti cara bermain yang bagus, taktik yang bervariasi atau bahkan deretan trofi. 

Prioritas yang perlu dibangun sekarang adalah mentalitas dari seorang pemain Manchester United. Kepala tegak saat akan memulai pertandingan tanda sebagai pemain Manchester United yang akrab dengan kemenangan dan prestasi serta kebanggaan menjadi bagian sejarah Manchester United. Tim yang memiliki segudang prestasi, deretan trofi dan sejarah. 

Ole telah menjadi bagian dari kejayaan dan sejarah luar biasa yang dimiliki Manchester United. Untuk sementara waktu mari menikmati proses yang sedang berjalan sambil berharap dan terus mendukung Ole mampu memberikan nilai-nilai tersebut pada setiap pemain Manchester United. 

Maka selebrasi yang terjadi pada final liga champions di musim 1998/1999, final liga champions 2007/2008 serta saat meraih trofi EPL dapat kembali kita rasakan rasa manis, bangga dan bahagianya menjadi fans Manchester United. Selebrasi seperti inilah yang sudah sangat dirindukan, dirindukan oleh para fans yang mencintai Manchester United. Glory, glory Man United

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun