Mohon tunggu...
Hany Jufri
Hany Jufri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

LITERATURE ENTHUSIAST

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

The Blue Fire yang Hanya Ada Dua di Dunia

8 Oktober 2014   03:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:58 2363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

bulan agustus tanggal 17, jam 2 pagi aku bangunberkemas dan siap untuk pergi ke kawah ijen. sebelumnya aku sudah sering ke bondowoso, karena business trip sering kesana tapi selama aku di bondowoso aku belum pernah jalan-jalan ke sekitar daerah tersebut.

"kawah ijen sampean belum pernah juga ta?" tanya driver kantor saat aku tiba di surabaya.

"belum pak hasan. emangnya bagus ya?" tanyaku tidak tahu, karena aku memang belum pernah kesana.

"ya baguslah, sampean kalo banyuwangi dari bondowoso cepet cuma satu jam harus kesana. besok kan hari minggu saya anterin." katanya dengan logat madura. driver kantor ini memang tahu soal pariwisata di jawa timur karena beliau dulu adalah driver travel agent di sana.

sudah selesai berkemas saya dan satu kolega kantor dan driver yang merekomendasikan pun akhirnya jalan. bondowoso ini adalah wilayah jawa timur paling timur. jadi kalau jalan lihatnya laut terus sama kapal-kapal. aku bingung sebenarnya kenapa kita harus berangkat sepagi ini karena dulu aku pernah ke kawah putih dan itu siang hari pun tidak masalah. "nanti kita tidak bisa melihat bluefire nya." kata driver saat aku tanyakan. blue fire? api biru?

dengan mata yang masih mengantuk menunggu perjalanan sampai, akhirnya sampai di kawasan gunung ijen. karena orang kota, aku sangat takjub dan agak sedikit norak pas liat kawasan ini. ALAM BANGET KAWASANNNYAAA. sebelum aku memasuki kaki gunung, aku akan ditemani dengan pohon-pohon lebat seperti di amazon. (norak sih, karena belum pernah ketempat se-alami ini aja) setelah melewati hampir 5km hutan-hutan pohon itu akhirnya kita sampai di pos pertama. di pos ini adalah pintu gerbang kawasan gunung ijen. di pos ini kita akan diminta untuk memberikan identitas dan dicatat dibuku besar lalu kita membayar uang 5ribu. ternyata setiap pos berisi kavling desa. sudah selesai membayar kami langsung masuk ke kawasan kaki gunung ijen.

disini, di kaki gunung kawah ijen ada banyak rumah warga. meski diberi kavling per desa, tapi kawasan desa ini masih sangat dilindungi oleh pemerintah perkebunan dan kehutanan karena keasriannya. kalian bisa melihat banyak tanaman kebun di depan halaman rumah tiap warga. karena masih gelap aku tidak bisa melihat dengan jelas pemandangan depan rumah warga.

setelah melewati kegelapan sepanjang jalan dan udara yang sudah dibawah 12 derajat mungkin (tidak tahu pasti karena sudah sangat kedinginan) akhirnya sampai di pos ke dua. di pos ini juga sama seperti pos sebelumnya, hanya perlu memberikan identitas dan membayar 5rb kami sudah bisa jalan kembali. aku masih sangat ngantuk dan udara yang tambah dingin benar-benar menusuk sampai tulang-tulang (asik dramatis) sudah selesai di pos dua pun kami sampai di pos terakhir.

petugas di pos mengatakan suhu disini sudah berada dibawah 6derajat dan kalau ingin sampai kekawah kita harus gunakan masker supaya belerang yang keluar dari kawah tidak masuk kedalam hidung. kamipun sampai di parkiran mobil kawah ijen. aneh ya, seharusnya parkiran itu isinya mobil-mobil tapi disini isinya tenda tenda kemah yang nyala dan berisik. ternyata mereka naik ke kawah jam 2 pagi tadi. aku langsung mengganti sepatu, membawa syal dan masker dan air putih lalu aku turun dari mobil dan berbaur dengan para pendaki lainnya. disini aku tidak menggunakan ahasa indonesia atau jawa atau bahasa madura tetapi menggunakan bahasa inggris untuk berbicara dengan para pendaki lainnya karena disini para pendaki berasal dari luar negeri semua.

"where are you come from?" tanyaku sok ngerti bahasa inggris kepada kerumunan orang asing saat mendaki.

"I am from Australia" jawab wanita dengan sweater pink "He is from New Zealand and they are from Germany." lanjut wanita itu sambil menunjuk teman-teman bulenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun