Bagi sebagian masyarakat Indonesia, yg notabene adalah masyarakat klenik, apa saja yg terjadi dalam kehidupan sehari2 sering sekali dihubungkan dengan hal2 yg berbau mistis.
Misalnya ada kecelakan pesawat udara, kereta api, kapal laut, bencana alam, dan lain sebagainya. Selalu saja ada hal2 yg bersifat mitos diseputar kejadian tsb.
Adanya fenomena korban2 yg berjatuhan di perhelatan akbar Pemilu 2019 pun tidak terkecuali.
Semua analisa, baik yg bersifat formal ilmiah hingga analisa versi hoax, sampai analisa trawang-triwing versi supranatural meramaikan pemberitaannya.
Salah satu sesepuh senior negri ini pernah berkata ke saya, bahwa disetiap zaman pergantian pemimpin di negri ini, selalu saja ada "Tumbal" dan "yg ditumbalkan".
Dari mulai zaman raja2, masa penjajahan, masa kemerdekaan, masa presiden RI ke 1,2,3,4,5,6,dan terakhir sekarang yg ke 7, selalu ada tumbal yg terjadi di masa itu.
Pemahaman "tumbal" disini BUKAN dalam konotasi negatif, ataupun dalam konteks ""siapa yg benar & salah".. Â tetapi lebih kepada pemahaman klenik dan mitos2 yg memang mejadi ciri khas masyarakat negri ini.
Mengapa Harus Terjadi Tumbal
Ada kiasan yg mengatakan bahwa "ada keringat - ada hasil".
Tidak ada buah kesuksesan yg bisa diraih tanpa ada tetesan keringat yg mengalir dalam sepanjang perjalanan meraih kesuksesan tsb.
Tumbal (dlm konteks ini) pun demikian, ada hal2 yg bersifat positif dg adanya tumbal ini.
Korban2 yg berjatuhan ini memang "harus" terjadi (dlm konteks pemahaman klenik) sebagai bentuk pembelajaran utk kehidupan manusia itu sendiri.