Namun, jika hal itu memang telah menjadi kewajiban, mau tidak mau pengusaha IKM mainan anak harus menaikkan harga produksi mereka sebagai akibat dari naiknya harga produksi sebagai starategi mereka. Supaya tidak merugikan produsen. konsumen pun juga harus mendapatkan informasi bahwa mainan SNI merupakan mainan yang berkualitas baik sehingga produsen mengharapakan konsumen mau membeli produk mereka dengan harga yang lebih mahal dari yang tidak ber-SNI. Karena hal itu bertujuan untuk keamanan bagi anak – anak mereka.
Pemerintah menyadari sepenuhnya bahwa sulitnya IKM mengakses sertifikasi SNI karena kendala biaya dan permodalan. Kepala BSN, Prof. Bambang Prasetya mengungkapkan bawah penerapan SNI bagi UMKM di Indonesia kurang dari 20% dari total 55 juta UMKM seluruh Indonesia. Untuk itu pemerintah melalui BSN bersama Kementerian Ristek Dikti dan  perguruan tinggi yang punya laboratorum ikut mendorong memberikan pelayanan penelitian test standar produk yang dihasilkan UMKM. Kepala BSN mengharapkan laboratorium pemerintah dapat memeberikan diskon atau bahkan gratis untuk pengujian IKM, sehingga IKM mendapatkan SNI secara murah dan tetap terus berproduksi. Jangan sampai menguji industry boneka yang sederhana, biayanya mencapai 15 juta.
Jika IKM Mainan Anak sudah ber-SNI pastinya konsumen merasa senang karena anak – anak mereka menjadi aman ketika bermain dengan mainan mereka. Tentunya konsumen juga harus peduli dengan kesehatan, keamanan anak – anak mereka dan peduli dengan SNI dengan cara ikut membeli produk mainan ber-SNI yang mungkin lebih mahal. Jika SNI diterapkan di seluruh IKM Indonesia, maka mungkin saja Indonesia berhasil memenangkan perdagangan dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal itu karena daya saing negara Indonesia menjadi meningkat dan mengalahkan negara – negara ASEAN lain. Â
 Jadi menurut Anda, penting ga sih SNI Mainan Anak?
Â