Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekularisme Tidak Pernah Membunuh Siapa pun

1 November 2020   17:59 Diperbarui: 1 November 2020   18:04 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: aljazeera.com

Statemen Presiden Perancis Emmanuel Macron terbaru ini patut menjadi bahan perenungan. Belum lama ini, di tengah kecamanan sebagian penduduk Bumi ke Macron, dia mengatakan bahwa sekularisme tidak pernah membunuh manusia. 

Pasti pernyataan ini akan melahirkan sikap pro dan kontra. Apalagi sikap ini dia katakan pada saat sebagian warga dunia sedang marah menyusul kasus penistaan agama terjadi (lagi) di Perancis. Beberapa waktu lalu, seorang guru bernama Samuel Paty (48), menunjukkan gambar karikatur yang disebut sebagai nabi.

Gambar atau karikatur itu sebenarnya sudah pernah dimuat di majalah Charlie Hebdo, terbitan Perancis, yang mengusung ide-ide satire. Semua hal ditampilkan majalah ini dari sudut pandang yang tidak baik, paling tidak menurut pandangan pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan konten majalah tersebut. Tidak perduli politisi, public figure bahkan agama pun ditampilkan dari sudut-sudut yang tidak etis.

Tentu saja hal semacam itu sah-sah saja di negeri yang secara konstitusional melindungi kebebasan berekspresi tersebut. Tetapi menjadi terbentur ketika majalah ini menampilkan gambar yang disebut sebagai Nabi Muhammad.  Tentu saja umat muslim tidak dapat menerimanya, karena keyakinan agama ini melarang bahkan mengharamkan visualisasi nabi dan Tuhan.

Sebenarnya kasus ini sudah pernah terjadi beberapa tahun lalu, dan menimbulkan heboh di Perancis dan dunia. Dunia muslim marah dan menuntut agar para pelaku penistaan agama ini dihukum. Dan ketika itu bukan cuma protes besar, namun juga terjadi aksi pembunuhan.

Namun tahun ini, tepatnya pada Oktober 2020 ini, kejadian ini kembali terulang oleh Samuel Paty yang memamerkan gambar itu ke dalam kelas sebagai bahan diskusi tentang kebebasan berekspresi. Naas bagi dia, di antara siswanya ada juga beberapa yang menganut agama Islam, dan tentu saja marah dan tersinggung. Sam Paty dipenggal oleh seorang siswa yang berlatar belakang imigran.

Dunia pun heboh. Apalagi Macron menyikapi pembunuhan ini dengan menegaskan bahwa Perancis tidak akan pernah menanggalkan kebijakan yang menjunjung tinggi kebebasan berekspresi itu. Bahkan dia menyerukan agar gambar kartun itu disebar di seluruh negeri. Hal itulah yang kemudian membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan marah dan menyindir Macron memeriksakan jiwanya.

Sementara protes dan kecaman di berbagai belahan dunia, terutama dari negara-negara Islam, semakin membahana. Aksi boikot atas produk-produk Perancis pun diserukan di berbagai negara. Sudah tentu Perancis akan kelimpungan dengan situasi ini. Dan di tengah kondisi ini pula, belum lama ini Macron mengatakan lewat akun Twitter-nya bahwa sekularisme tidak membunuh siapa pun. 

Status ini ditulis Macron tentu dengan maksud meredakan amarah banyak orang, seraya dia menegaskan tidak pernah bermaksud menghina siapa pun, atau agama mana pun.

Terlepas dari pro dan kontra yang timbul atas statemen ini, adalah menarik pula untuk merenunginya. Sebab adalah sangat sulit kita memahami mengapa faktor agama sering kali menjadi pemicu timbulnya aksi-aksi yang berujung pada pertikaian antarsesama umat manusia yang berbeda agama? Tidak sedikit pertikaian atau bahkan pertumpahan darah terjadi di muka bumi ini, karena masalah perbedaan agama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun