Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Penebus Dosa" yang Tetap Terdengar Syahdu

9 Desember 2019   14:21 Diperbarui: 10 Desember 2019   06:24 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desember itu selalu spesial bagi umat kristiani di seluruh dunia yang memasuki momen-momen perayaan Natal. Bagi masyarakat yang merayakan Natal sesuai agama dan keyakinannya, bulan Desember itu memang "beda" dibanding bulan yang lain. Ada semacam perasaan sukacita karena hari-hari itu banyak diisi oleh aktivitas-aktivitas Natal. 

Keluarga mengeluarkan pohon natal dari gudang, lalu bersama-sama merangkai dan menghiasinya kembali. Bagi orang yang memiliki selera up to date dan memiliki dana cukup, bisa mengganti pohon natal setiap tahun dengan yang baru. Atau ada yang cuma mengganti aneka perhiasan dan lampunya supaya lebih kekinian. 

Tapi yang pasti lebih banyak keluarga yang mempertahankan pohon natal yang lama, karena memang tetap saja "enak" dipandangi jika sudah selesai didandani. Selama 11 bulan tidak bersua, tentu ada rasa kangen terhadap pohon natal itu. Kerlap-kerlip lampu hiasnya menciptakan sukacita yang tiada tara bagi keluarga, dan juga bagi orang lain yang melihat dan memahami latar belakangnya.

Ya. Natal itu suatu peristiwa sukacita. Bagi umat kristiani yang mengimaninya, Natal itu adalah suatu peristiwa di mana Tuhan Allah menggenapi janji-Nya. Janji keselamatan untuk seluruh umat manusia ciptaan-Nya. 

Di malam Natal itu, sesuai nubuat para nabi, ribuan atau ratusan tahun sebelumnya, Tuhan Allah hadir dalam rupa insani, menjadi sama dengan manusia, untuk melakukan suatu pekerjaan agung dan mulia, yang tidak dapat dilakukan  oleh siapa pun, selain DIA yang telah menjadikan segala sesuatu ini menjadi ada. 

Dia rela merendahkan diri-Nya, turun ke dunia yang fana ini, demi karya penebusan bagi umat manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa, mestinya akan binasa selama-lamanya. Namun Tuhan Yang Mahakasih itu datang dalam wujud manusia, mengorbankan diri untuk menebus dosa. Tapi tentu hal ini hanya dapat dipahami oleh orang yang memang percaya dan dapat mengimaninya. 

Dan peristiwa Natal selalu membawa sukacita bagi orang-orang yang mengimani dan merayakannya. Perayaan Natal pun tidak dapat dipisahkan dari kidung-kidung merdu dan syahdu, yang mengisahkan tentang kelahiran Sang Bayi Kudus itu. 

Selain mengulang lagi lagu-lagu lama yang sudah klasik, setiap tahun pasti ada banyak kidung Natal baru, hasil gubahan para seniman musik pencipta lagu. Untuk masyarakat negeri ini, salah satu kidung natal yang masih tetap abadi adalah lagu berjudul: Penebus Dosa.

Lagu ini, dirilis pada tahun 1980-an oleh grup The Mercy's, dalam sebuah album cassette Natal dengan lagu andalan: Penebus Dosa, ciptaan Charles Hutagalung, vokalis dan keyboardis grup band yang legendaris tersebut. Sekarang, lagu tersebut mudah diakses dari YouTube dengan kata-kata kunci "penebus dosa". Suara Charles Hutagalung yang khas itu akan membuat pendengarnya seperti terhanyut bersama alunan nada yang lembut dan puitis meski liriknya begitu sederhana.  Berikut ini lirik lengkapnya:

Kau, Tuhanku penebusku, Kau datang ke dunia...

Engkau rela disalibkan, demi s'luruh manusia...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun