Bah, kok malah jadi ngelantur?
Tapi sering juga kejadian, di mana penumpang gelap yang sudah tidak dapat mengelak lagi, tiba-tiba memasang wajah senyum dan mengatakan "numpang dulu Bang". Kalau kondekturnya berhati lapang dan penuh pengertian, biasanya tidak keberatan dan memaklumi jika orang tersebut mungkin tidak punya uang buat bayat ongkos.Â
Namun ada juga kondektur yang dengan sengaja mempermalukan penumpang gelap yang tidak membayar ongkos itu dengan terus ngomel-ngomel. Penumpang gelap yang tidak dapat menahan malu itu pun akhirnya turun dari bus.
Para kondektur tempo doeloe di era PPD dll., punya cerita tentang penumpang gelap yang malah memelototi kondektur waktu menagih ongkos. Tapi sang kondektur yang kebetulan orang Batak, justru balik menghardik: "Bah, apa pula kau ini, sudah numpang, tidur, melotot, kentut pula...!" Hahahhahahahaha...
Soal penumpang yang "buang gas" di dalam bus, para kondektor punya cerita. Suatu siang yang terik, sebuah bus trayek Pasar Minggu - Depok melaju dalam kondisi padat. Menjelang masuk terminal Depok, tiba-tiba terendus aroma bau di dalam bus. Tak salah lagi, pasti ada yang buang angin sembarangan alias kentut.Â
Para penumpang termasuk kondektur kompak menutup hidung. Ada yang mengumpat-umpat memaki orang yang buang angin itu. Kondektur tampak sangat kesal dibuatnya, apalagi baunya lama hilang. Semua penumpang saling curiga, tapi siapa yang kentut pasti tidak ketahuan.
Setelah bus tiba di terminal Depok, para penumpang turun tergesa-gesa karena trauma dengan aroma bau itu. Setelah semua penumpang turun, si kondektur iseng-iseng berteriak: "Hoii... yang kentut tadi belum bayar ongkos, sini bayar dulu...!"
Lalu seorang penumpang, mirip Fadli Zon, berbalik dan menghampiri kondektur, "Hei, Bang...inget dong... tadi kan gua sudah bayar ongkos pakai uang Rp 5.000-an. Ini nih duit kembaliannya," kata penumpang yang mirip Fadli Zon tersebut, sambil memperlihatkan tiga lembaran uang seribuan kumal, kembalian dari kondektur.