Mohon tunggu...
Hans Pt
Hans Pt Mohon Tunggu... Seniman - Swasta, Sejak Dahoeloe Kala

Biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Semakin Mantap Pilih Jokowi

25 Februari 2019   15:26 Diperbarui: 26 Februari 2019   13:57 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
teropongsenayan.com

Semakin mendekati hari "H" Pilpres, rasanya semakin mantap saja kita menjatuhkan pilihan kepada Jokowi yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin (Capres 01). Acara debat capres yang telah dilakukan dua kali itu, semakin meneguhkan keyakinan rakyat bahwa Jokowi itu sosok yang sangat tepat untuk diberikan kesempatan satu kali lagi.

Dia harus melanjutkan dan menyelesaikan program-program pembangunan yang dia telah lakukan dalam periode pertamanya. Dan hasilnya memang luar biasa, bila diukur dari masa kerjanya yang "baru" lima tahun. Memang belumlah sempurna 100%, tetapi karyanya telah memberikan harapan bagi rakyat untuk optimis menghadapi masa depan, menuju RI yang gilang-gemilang. Maka wajib hukumnya untuk dukung Jokowi - Ma'ruf.

Ada banyak faktor dari Jokowi sendiri yang membuat banyak orang merasa mantap untuk memilih pasangan 01 pada Pilpres 2019 mendatang. Misalnya adalah pembangunan infrastruktur di berbagai darah yang pasti bermanfaat bukan hanya untuk saat ini, tetapi di masa depan. Pemerintahan yang dilakukan dengan jujur dan sungguh-sungguh, termasuk pemerataan pembangunan, akan membawa dampak yang sangat positif untuk kemajuan bangsa dan negara di masa-masa mendatang. Pemberantasan korupsi yang masif dan serius tentu merupakan satu langkah yang tepat. 

Soal yang satu ini (pemberantasan korupsi), kita tidak bisa berharap dari capres "sebelah", sebab dia termasuk bagian dari masa lalu yang sarat korupsi dan manipulasi. Walaupun dalam berbagai kesempatan dia berkoar-koar akan memberantas korupsi, itu hanya lips service, sebab nyatanya dalam statemen selanjutnya dia malah seperti menyesalkan kenapa KPK menangkap orang-orang yang padahal korupsinya "tidak seberapa"? Bingung, toh?

Maka daripada sesat, mending abaikan saja pasangan yang membingungkan dan suka melontarkan pernyataan-pernyataan yang sangat tidak baik itu. Misalnya menyebutkan negara akan bubar dan punah apabila dia tidak terpilih menjadi presiden. Belum lama ini, salah satu srikandinya berdoa dengan nada mengancam Allah pula: "Apabila Kau tidak menangkan kami, ya Allah, kami khawatir tidak ada lagi yang menyembah-Mu!"

Pemilu yang juga pemilihan presiden (2019 - 2024) dilaksanakan pada 17 April 2019 nanti. Tanggal pencoblosan ini perlu diulang-ulang dan diingat oleh semua elemen masyarakat, karena ada desas-desus yang sengaja ditiupkan pihak tertentu yang menyebarkan bahwa tanggal pencoblosan bukan 17 April 2019. Tujuan mereka adalah untuk menyesatkan masyarakat, sehingga kalau nanti datang ke TPS dan ternyata tidak ada pencoblosan, rakyat akan malas datang lagi pada hari "H" (17 April 2019).

Tidak aneh lagi bahwa berbagai cara dan tipu daya dilakukan oleh pihak tertentu untuk mengganjal kemenangan Jokowi - Ma'ruf. Mereka sadar betul jika prestasi dan pencapaian Jokowi--bersama Jusuf Kalla--pada periode I ini sangat mengagumkan, dan sulit ditandingi. Mereka (rival pasangan 01) sendiri tidak memiliki sesuatu hal yang dapat dikatakan sebagai prestasi membangun bangsa dan negara. 

Maka mereka pun melakukan cara-cara yang sangat kotor sebagaimana strategi yang pernah dilakukan oleh beberapa capres di beberapa negara, yang memenangkan pilpres dengan cara-cara kotor. Strategi tersebut sebagai teknik firehose of falsehood atau semburan kebohongan dan fitnah untuk menciptakan opini publik. Tepat sekali, kelompok ini dari hari ke hari hanya memproduksi hoax dan fitnah untuk kemudian disemburkan ke masyarakat lewat medsos atau mendatangi warga sendiri.

Contoh paling jelas dan terbaru adalah kampanye hitam atau hoax yang dilakukan tiga perempuan di Karawang, Jawa Barat, belum lama ini. Polda Jawa Barat masih melakukan pemeriksaan terhadap ketiga perempuan tersebut. Ketiganya diamankan pada Minggu (24/2) malam sekitar pukul 23.30 WIB, di kawasan Telukjambe oleh Polres Karawang. Penangkapan itu atas dasar beredarnya video di mana dua wanita itu menyebar berita bohong (fitnah) kepada warga bahwa jika memilih Capres nomor urut 01. maka nanti adzan akan dilarang, dan juga melegalkan perkawinan sejenis. Sangat jelas, maksud dan tujuan wanita itu adalah menjelek-jelekkan pasangan capres Jokowi - Ma'ruf.

Propaganda  firehose of falsehood atau semburan kebohongan dan fitnah yang dijadikan sebagai senjata oleh capres sebelah itulah yang penulis maksudkan sebagai faktor-faktor dari luar Jokowi yang justru membuat rakyat semakin mantap untuk mendukung paslon 01. Dengan kata lain, Jokowi tanpa kampanye pun sudah dikampanyekan oleh kelompok rival tersebut. Semakin sering mereka menyebar kebohongan dan tipu-tipu-- seperti tiga wanita yang diamankan di Karawang itu--tanpa sadar mereka telah mengampanyekan Jokowi sebagai orang yang baik, yang tidak pernah melakukan fitnah atau hoax, yang tidak membalas fitnah dengan fitnah, yang tidak menyebar hoax, dsb.

Maka jangan salah pilih, jangan silau oleh janji-janji kampanye yang tidak masuk akal. Apalagi janji yang disertai semburan hoax dan fitnah pula, mana bisa dipercaya? Maka mari kita cerdas dalam memilih pemimpin kita untuk 2019 - 2024. Pilih yang sudah terbukti saja, jangan terkecoh janji-janji manis yang tidak dapat ditepati nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun