Mohon tunggu...
Hansel Susanto
Hansel Susanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku, Kamu dan Kebhinekaan Indonesia

11 Februari 2017   21:24 Diperbarui: 11 Februari 2017   21:43 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : SyNDiKaTa

Setetes bercak hitam, merusak seisi susu…

Setitik api ditengah hutan, merontokkan seisi hutan…

Segelintir orang anti-pluralisme, mengubah seisi Indonesia

Indonesia adalah rumah dari keberagaman dunia, dengan 700 bahasa lokal, rumah dari 250 juta penduduk yang memiliki 6 agama berbeda. Bukan sebuah angka yang kecil untuk negara yang besar. Apalagi untuk sebuah negara yang membanggakan ragam kebudayaan dan kebhinekaannya. Karena itu, diperlukan sebuah pemahaman yang real akan pola pikir yang benar, ditengah pandangan salah yang terus menyebar di tengah masyarakat soal pluralisme yang setara dengan ciri kodrat Indonesia.


Berbeda bukan Bermusuhan

Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa dengan pluralisme sebagai sebuah kekuatan bangsa. Kekuatan yang tak dapat dihancurkan apabila telah diasah dengan baik. Kekuatan yang muncul karena persatuan, bagai secercah harapan nantinya bagi Indonesia, bila dunia sedang diombang ambing dengan masalah invasi dan terrorisme yang berbau keagamaan. Bukan sebuah awal yang mudah bagi Indonesia untuk mengatasi dengan masalah pluralisme ini karena kita duluan yang mengalaminya. Negara-negara lain belum, karena kitalah yang mempunyai pluralisme yang sebagai ciri kodrat di internal bangsa kita.

Pergejolakan demi pergejolakan yang terus dialami bangsa ini, seharusnya membuat bangsa kita semakin kuat dan bersatu dikala tantangan yang terus tumbuh di dalam bangsa ini. Di dalam pergejolakan itu, Indonesia bukan menjadi setangkai sapu lidi, namun haruslah menjadi seikat sapu lidi yang kuat karena persatuannya. Politik Makar dan semua yang mau menghancurkan kebhinekaan negeri ini, sudah seharusnya itu dibinasakan jauh-jauh!

Masalah pluralisme seharusnya tidak menjadi sebuah permasalahan yang dibesar-besarkan pada saat-saat ini. Sangat tepat jika kita menggali makna dari sila kedua Pancasila yang berbunyi “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.” Kita menghargai setiap orang, setiap manusia dengan segala kelebihan dan segala kekurangannya, serta dengan segala ras dan suku. Perbedaan ras dan suku dibawa sedari lahir, saya tidak bisa memilihnya, Anda tidak bisa memilihnya, kita semua tidak bisa memilih untuk dilahirkan di suku dan ras pilihan kita. Karena suku dan ras kita adalah murni karunia dari Allah. Lantas, bagaimana para anti-pluralisme bisa mempermasalahkan hal yang dari dulu tidak bisa dipilih? Apakah para anti-pluralisme mencari musuh dengan hal yang tidak bisa kita pilih? Sangat tidak masuk akal…

Berbeda bukan bermusuhan, berbeda adalah berbeda, bermusuhan adalah bermusuhan. Dua hal yang sangat berbeda tentunya. Walau kita satu sama lain bisa berbeda, jangan jadikan hal ini sebagai dinding pembatas, sebagai senjata untuk bermusuhan dan berperang melawan yang lainnya. Kita tentu bisa membuat perbedaan ini menjadi simbol kepada dunia tentang Indonesia yang damai dan kaya akan perbedaan, bukan kaya akan permusuhan. Kita kuat karena perbedaan, dan bukan karena permusuhan.

Majemuk, Beragam, dan Bhineka adalah Indonesia.

Pluralisme identik dengan kemajemukan, keberagaman dan kebhinekaan. Dengan ciri khas negara yang majemuk, beragam, dan bhineka dalam agama, suku dan ras, maka segala usaha melenyapkan kemajemukan, keragaman, dan kebinekaan sama dengan melenyapkan Indonesia, membunuh Indonesia! Karena tanpa pluralisme, Indonesia bukan apa-apa. Seakan kita kehilangan kemaluan kita, kehilangan jati diri kita, kehilangan INDONESIA kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun