Mohon tunggu...
Hanny Setiawan
Hanny Setiawan Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Indonesia Baru

Twitter: @hannysetiawan Gerakan #hidupbenar, SMI (Sekolah Musik Indonesia) http://www.hannysetiawan.com Think Right. Speak Right. Act Right.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pak Jonan Jangan Takut, Saya Mendukung Anda

6 Januari 2015   09:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:43 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, sudah ada improvement.  Itu pasti.  Tapi perbaikan bukan berarti kesempurnaan.  Dalam membuat suatu sistem, selalu akan ada bug. Sebuah bug kadang tidak ditemukan dalam waktu lama, karena tidak pernah ter trigger.  Bukan berarti bug itu tidak ada.  Misalnya, ketika kita klik dua kali tombol start di windows akan membuat komputer hang.  Tapi karena tidak pernah ter-klik dua kali, maka tidak pernah hang.  Tiba-tiba suatu kali kita meng-klik dua kali.  Hang-lang komputer kita.  Itulah yang disebut bug.

***

Kecuali sistem Tuhan, sistem buatan manusia manapun TIDAK ADA YANG SEMPURNA.  Pasti akan ada lubang dalam sistem yang eventually akan ditemukan. Dalam kasus Air Asia dan Jonan, yang Jonan coba lakukan adalah debugging sistem penerbangan di Indonesia.  Dan dalam proses tracing itu dia menemukan bug-bug yang selama ini terlihat fine-fine saja.  Dan itu adalah pekerjaan seorang Menteri.  Dia harus mereview semua prosedur dari awal sampai akhir sebuah sistem yang nyata-nyata CRASH.

100% saya akan melakukan yang sama kalau saya ada di posisi Jonan.  Satu persatu akan di telusur prosedur yang ada, kemudian di cek dan di benchmark dengan yang lain.  Dan itu tidak cuma diperlakukan untuk Air Asia, tapi Jonan juga cek maskapai yang lain.  Dan itu fair.  Tidak ada kriminalisasi apapun.

Persoalan marah yang di blow up media.  Bagi saya justru akan aneh kalau tidak marah.  Bagi orang yang sense of belonging-nya tinggi akan sebuah hal, akan sangat teramat emosional.  162 orang hilang adalah sebuah listrik tegangan sangat tinggi yang bisa melanda siapapun.  Kalau saya yang inspeksi waktu itu, saya mungkin tidak akan sesabar Jonan.  Untung Jokowi tidak memilih saya jadi menteri perhubungan.

Dengan cepat, bola liar dari media secara lahap di tendang oleh Fahri Hamzah, Fadli Zon, Demokrat, DPR, dan segenap pendukung yang jelas berafiliasi non-Jokowi untuk dimainkan (lihat berita-berita terkait).  Betul-betul "ora elok" politik menggunakan sengsara orang lain.  Menyedihkan.  Memalukan.  Memuakkan.

***

Apakah Jonan bisa salah?  Ya jelas bisa, wong dia cuma manusia.  Tapi apa yang dia lakukan sejauh ini adalah wajar-wajar saja.  Dan track record membuktikan.

Bagaimana dengan para pilot yang marah-marah?

Mereka berhak untuk marah, karena itu periuk nasi mereka. Tapi saya yakin tidak semua pilot juga seperti mereka.  Mereka seharusnya lebih bisa legowo oleh penemuan-penemuan di lapangan yang tidak sesuai prosedur, tapi sudah menjadi common habit.

Dalam dunia perbangan yang zero tolerance, perbaikan sistem dan tekanan terhadap ketaatan prosedur adalah hal yang biasa saja.  Jadi tidak usah terlalu sensi.  Perlu diingat juga, isu ini bukan masalah hidup pilot , dan Air Asia saja, tapi stakeholder terbesar justru adalah para penumpang.   Jadi semua pihak berhak mendapat kepastian keamanan paska bencana ini.  Dan Jonan memastikan hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun