Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Mandiri Energi untuk Wilayah Terisolir

5 September 2017   23:35 Diperbarui: 6 September 2017   07:34 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanaman serta tanaman Kaliandra Merah di Bangkalan

PLTBm Tanjung Batu 1MW, Pulau Kundur, Kepulauan Riau
PLTBm Tanjung Batu 1MW, Pulau Kundur, Kepulauan Riau
Secara teknis, untuk membangkitkan 1 kWh energi listrik, diperlukan kurang lebih 4.500 -- 5.500 kcal energi. Secara matematis, untuk memperoleh 1 kWh diperlukan 1 -- 2 kg bahan baku kayu atau batok kelapa bergantung pada kondisi kekeringan bahan baku, semakin basah bahan baku, maka bahan baku yang diperlukan akan semakin banyak serta menurunkan efisiensi dari proses gasifikasi.

Untuk membangkitkan energi listrik sebanyak 1MW per jam, diperlukan kurang lebih 1 -- 2 ton bahan baku kayu, maka diperlukan 400 -- 500 ha lahan untuk ditanami tanaman kaliandra merah. Tanaman kaliandra merah memiliki umur sekitar 15-20 tahun, dan setelahnya dapat ditanam kembali dari awal.

EFEK DOMINO BAGI MASYARAKAT

Dengan diperolehnya energi listrik dari tanaman, saya yakin taraf hidup masyarakat wilayah kepulauan terisolir dapat berkembang. Tercipta lapangan kerja baik untuk kegiatan penanaman, pemeliharaan, serta pemanenan tanaman, serta di pembangkit listrik. Dengan adanya energi listrik, kegiatan industri dari daerah tersebut dapat berkembang, seperti industri pengolahan kelapa, penyimpanan ikan serta pengolahan ikan menjadi surimi, serta dapat dikembangkan infrastruktur vital bagi masyarakat seperti puskesmas serta sekolah.

Dengan adanya konsep pengembangan tanaman serta pembangkit listrik secara lokal ini, secara langsung ekonomi masyarakat berkembang secara lokal, kekayaan lokal selama ini mungkin digunakan untuk membeli bahan pokok dari luar pulau, saya rasa dapat menjadi diputar secara lokal. Masyarakat yang menanam serta memanen tentu memperoleh penghasilan dari penjualan kayu, penghasilannya dapat digunakan untuk membeli listrik serta kebutuhan sehari-hari. Kemudian bagi pengembang listrik di wilayah ini tentu dapat memperoleh pendapatan dari penjualan listrik kepada masyarakat.

Ada sebuah industri lain yang dapat dimanfaatkan untuk masyarakat lokal, adalah membuat pellet kayu. Pellet kayu jangan diekspor keluar negeri ya! Pellet kayu memiliki kandungan energi yang lebih tinggi karena kering, memiliki bentuk yang uniform yang menghemat biaya pengangkutan dan transportasi. Pellet kayu dapat ditransportasikan ke wilayah lain yang kekurangan tanah subur ataupun sudah ditanami tanaman produktif untuk kebutuhan pangan. Diharapkan dengan adanya program tol laut dari Pak Joko Widodo, penggunaan bahan baku untuk PLTBm dapat direalisasikan.

Tanaman kaliandra merah telah diinisiasi di beberapa wilayah di Indonesia, Pulau Kundur, Pulau Sumba, Pulau Lingga, serta di Bangkalan, Madura. Sedangkan Pembangkit Listrik Gasifikasi Biomassa sepengetahuan saya sudah ada 3 unit di Indonesia, 1 di Pulau Kundur, 1 di Papua, serta 1 di Pulau Sumba

Kondisi di atas merupakan kondisi ideal yang relatif sulit untuk dikembangkan di Indonesia, tantangan infrastruktur, pembiayaan, geografis, serta kondisi wilayah terisolir sangatlah nyata. Mari membangun Indonesia!

 Hanjaya Ekaputra - budak korporat Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun