Mohon tunggu...
Hanifah Harviatulhaq
Hanifah Harviatulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi

Seorang mahasiswi psikologi di Universitas Islam Negeri Bandung. Tertarik dengan kesehatan mental, gangguan dan masalah yang terjadi pada diri sendiri atau orang sekitar. Sangat senang mendengar orang bercerita tentang masalahnya, dan berharap dengan mendengar mereka bercerita, mereka terbantu dan memiliki regulasi emosi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ajak Bicara Dirimu Sendiri

28 Juli 2023   18:03 Diperbarui: 28 Juli 2023   18:05 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernah kah kamu merasakan perasaan yang rumit dan berantakan. Namun kamu tidak tau apa yang menjadi alasan hal itu terjadi. kamu hanya merasa semuanya berantakan dan menyakitkan. kamu tidak tau menahu tentang apa yang ada di dalam diri kamu. kamu kebingungan, namun rasanya juga tidak mengenakan. 

"Menyebalkan sekali diri ini" "Dasar, aku tidak berguna" " Selalu saja tidak berguna" dan kata-kata lain yang merendahkan diri sendiri dengan berlebihan dan tanpa alasan.. kamu kecewa dengan diri sendiri, namun kamu pula tidak mengerti dengan apa yang terjadi. terkadang ketika hal sepele terjadi menjadikan kamu sakit hati dan cukup tersakiti. pada akhirnya, kamu bingung kembali "Kenapa aku seperti ini?" "Mengapa aku se sensitif ini?". kamu ingin bercerita namun takut dikira penuh drama. Akhirnya dipendam dan terus menerus siklus itu berulang. Terkadang, apa yang terjadi sekarang adalab sebuah hal yang disebabkan oleh masa lalu yang terjadi tanpa sadar. 

Bukankah orang tua kita, tidak mengajarkan bagaimana mengekpresikan sebuah perasaan yang menyakitkan? kita tidak diajarkan pula untuk mencari solusi mengenai semua keadaan yang menyulitkan saat itu. Yang pada akhirnya, kamu sadar saat hal itu terus berulang dan pada akhirnya kamu sulit memvalidasi keadaan yang menyesakan bagi kamu. Kita tidak bisa menyalahkan orang tua kita yang tidak mengajari kita mengenai validasi perasaan dan mencari solusi tentang rasa berantakan itu. 

Yang perlu kita lakukan, cukup ajak bicara diri sendiri dan berikan pernghargaan dan rasa kasih sayang. Apakah kamu ingat? kapan terakhir kali kamu memberikan apresiasi dan kata-kata selamat kepada diri sendiri ? dan kapan terakhir kali kamu menghina diri sendiri seakan-akan diri tak ada gunanya.

Ajak Bicara Dirimu Sendiri. apa yang kamu rasakan, apa yang membuatmu merasa kesakitan, apa yang kamu inginkan, apa yang membuat keinginanmu tidak tercapai, apa yang bisa menggantikan rasa sedih atas keinginan mu yang tidak tercapai. Perlahan-lahan, mulai terima keadaan, mulai sayangi dirimu sendiri. Mulai hargai dan cintai apa yang terjadi pada diri sendiri. Dengan begitu, kamu akan mulai mengakrabkan diri dengan dirimu sendiri. 

Karena perlu diketahui. Bahwa menurut Saligman & Reinchenberg (Erford 2016, dalam Nur Wahyuni 2020) mendeskripsikan bahwa self talk adalah sebuah pembicaraann yang dimaksudkan untuk membangkitkan keberanian dan antusiasme positif kepada dirinya sendiri secara berturut-turut. Teknik ini dapat menghindari keyakinan negatif yang tidak masuk akal dan mengembangkan pikiran positif sehingga menghalau pemikiran negatif. Cara ini cukup ampuh untuk menangani pesan negatif yang dikirimkan pada diri sendiri. 


Pada dasarnya, sebaik apapun orang membantu perasaan kita yang berantakan. hanya diri kitalah yang mampu untuk menyembuhkan semua rasa sakit yang dirasakan. Maka dari itu, salah satu langkah yang diperlukan adalah mulai menerima dan kerja sama dengan diri sendiri. Mulai diskusikan tentang masa lalu,masa ini dan masa mendatang. Perlahan sembuh, pertahankan dan beri penghargaan dirimu dari setiap keadaan. Karena kamu layak dan berharga. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun