Mohon tunggu...
hanifa hafiza
hanifa hafiza Mohon Tunggu... mahasiswa -

because I love my mother, wherever I am I will fight for her happy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentangnya dan Sebuah Kegagalan

7 September 2018   14:02 Diperbarui: 8 September 2018   00:12 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan, ia seseorang yang menjalin hubungan denganku dalam jangka waktu yang cukup lama. Banyak kenangan yang pelan-pelan harus di lupakan. Aku, mempunyai keegoisan tinggi yang melunturkan kepercayaanku padanya tanpa meneri penjelasan. Pertengkaran-pertengkaran ku mulai. Hal-hal kecil menjadi masalah besar. Dan pada saat itu aku meminta untuk berakhir tanpa mempertimbangkan semua penjelasan dan ia hanya pasrah menerima.

Ia seseorang yang tetap sabar menghadapiku. Ia berusaha untuk meminta maaf, padahal akulah yang salah. Sabar sabar sabar harus berapa kali ku ulang kata-kata yang mengagumkan ini. Ia sosok manusia paling sabar yang pernah ku kenal. 

Seseorang yang tak pernah mengeluh atas semua masalah yang dia hadapi. Sampai aku mengelus dada "perasaan bagaimana yang Tuhan titipkan padanya". Ia yang berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa melibatkan orang lain.

Saat itu kami sudah tidak memiliki hubungan apa-apa. Namun ia masih bersikap baik padaku. Seseorang yang masih menemaniku, membantuku, mengerti keadaanku tanpa memaksaku kembali padanya. Namun masalah menimpanya, dengan semua yang ia alami tak satupun yang ia ceritakan padaku. Aku mengetahui dari teman dekatnya. Mulai pertanyaan mengganggu pikiranku. Ia yang selalu ada untukku tapi aku bukan siapa-siapa baginya. Haruskah ia yang selalu ku repotkan padahal ia memiliki masalah yang lebih besar dariku.

Aku memutuskan untuk pergi. Kebiasaan-kebiasaan yang selalu ku lakukan bersamanya kini mulai ku coba sendiri. Biarkan ia menyelesaikan masalahnya dulu. Tak ingin ku menyulitkannya lagi dalam masalahku. 

Waktu mulai ku jalani sendiri, ada beberapa orang yang mendekatiku. Tapi saat itu aku belum tertarik untuk menjalin hubungan lagi. "Namun jika aku berlama-lama sendiri ia pasti masih berharap untuk kembali" pikirku. Sebulan setelah itu ada sesorang mendekatiku lagi. Inilah mungkin waktunya untukku menjalin hubungan baru.

Seharusnya akulah yang harus memberinya dukungan bukan malah pergi meninggalkannya. Yang ku lakukan malah membuatnya hancur-sehancur-hancurnya. Ia kehilangaan orang-orang penting baginya. Ayahnya dan aku. Menyesal. Boleh ku ucapkan sekali lagi "aku benar-benar menyesal"

2 tahun lalu, saat ku mengenalnya dengan kesan awal yang sangat baik. Ia seakan-akan hadir sebagai malaikat penolongku. Waktu itu kami berada di tempat yang sama dan sama-sama pengisi acara dalam sebuah kegiatan organisasi yang kami ikuti. 

Aku memiliki rasa ketidak percayaan diri saat tampil. Semua orang menyemangatiku. "Kamu bisa, kamu bisa, kamu pasti bisa". Keraguan sedikit-sedikit mulai terkikis. Hatiku mulai tenang. 

Tapi saat maju dan berdiri di atas panggung hatiku mulai tak karuan. Dengan sangat was-was aku mulai bernyanyi dengan teman duetku. Wanita yang tanpa ragu-ragu bernyanyi bersamaku, lovi namanya.

Usai penampilan pertama, aku mulai ragu untuk meneruskan penampilan kedua. Tapi aku enggan keluar dari panggung. Ingin rasanya ku meneteskan air mata pada saat itu. Semua orang bersorak ayo-ayo, kecuali laki-laki yang berada tepat di depanku. Ia melihatku dengan penuh pengertian. Ya saat itu aku hanya mengenalnya sebagai senior. Saat melihatnya aku seperti memiliki dukungan dari orang terdekatku. Akhirnya ku putuskan untuk menyelesaikan penampilan kedua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun