Mohon tunggu...
Healthy

Ingat BPJS di Kala Sakit Maupun Sehat

20 Desember 2018   14:57 Diperbarui: 20 Desember 2018   18:09 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terhitung Sejak 2014,  Keberadaan BPJS di Indonesia  sudah terbukti memberikan banyak manfaat bagi jutaan masyarakat Indonesia. Terutama rakyat kecil yang tadinya takut-takut datang ke rumah sakit karena takut tidak sanggup membayar, sekarang tidak ragu lagi. Hal ini tampak dari  makin ramainya antrean di rumah-rumah sakit, yang meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan tidak sedikit yang rela datang sebelum subuh demi mendapat nomor antrean.

Saya pribadi sudah pernah merasakan manfaat layanan BPJS untuk menklaim kacamata baru bersama dengan Ibu saya. Awalnya karena mendapat kabar dari teman yang bisa mendapatkan kacamata gratis dengan klaim menggunakan kartu JKN.  Saya pun tergelitik untuk mencobanya.

Saya ingat hari itu pertengahan Januari, menjelang senja saya Bersama ibu dating ke dokter praktik keluarga untuk mendapat surat rujukan. Si dokter menunjukkan beberapa rumah sakit yang bisa menerima rujukan. Lalu kami memilih rumah sakit umum di kota kami, RSUD Dr.R.Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro sebagai FKTL rujukan.

Esok harinya, kami datang ke rumah sakit. Cukup lama kami mengantre karena memang hari itu kunjungan relatif ramai. Tiba giliran kami masuk ke poli mata. Kami menjalani prosedur pemeriksaan mata untuk menilai bagaimana kondisi mata kami. Setelah prosedur tersebut, kami diberi surat pengantar ke optik. Kami lantas menuju ke bagian klaim BPJS untuk mengajukan klaim dan memilih optic mana yang akan dirujuk.

Waktu pelayanan  selama di rumah sakit sesungguhnya tidak lama. Hanya butuh kesabaran saat mengantre.  Usai dari rumah sakit kami bertolak ke Optik yang kami pilih. Sampai disana, kami menyerahkan surat pengantar dari BPJS. Petugas optic lantas mempersilakan kami memilih frame di etalase yang dibagi berdasar kelas pelayanan jaminan .  Kegiatan memilih selesai, tunggu beberapa saat untuk memasang lensanya. Dan jadilah kacamata baru yang saya inginkan.

Saya gembira dengan komitmen BPJS Kesehatan dalam  melayani kebutuhan kesehatan pesertanya. Dalam jumlah anggota, patut diacungi jempol upaya BPJS. Sejak 2014 hingga sekarang sudah separuh lebih penduduk Indonesia yang sudah mejadi peserta program JKN  (hingga 23 November 2018 tercatat sudah ada 206.070.624 peserta program JKN KIS).

Namun bagaimana kepatuhan iuran anggota perlu dipertanyakan, terutama peserta yang mandiri. Seperti yang kita tahu, BPJS mengalami deficit yang kian membengkak setaip tahunnya. Hal ini diakibatkan jumlah iuran yang dibayarkan masyarakat tidak sebanding dengan angka klaim.

Masyarakat sudah tidak takut lagi datang ke pelayanan kesehatan ketika mereka merasa ada gangguan kesehatan sejak adanya BPJS. Ini berarti, kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan  meningkat.

Namun ini bisa menimbulkan efek ketergantungan, dimana masyarakat tanpa upaya menjaga kesehatannya merasa aman saja apabila jatuh sakit karena ada BPJS yang mau menanggung biaya perawatannya nanti.

Saya merasa sedih ketika mendengar banyak kasus  tentang masyarakat yang baru merasa perlu menjadi peserta JKN KIS saat  jatuh sakit. Melihat fenomena itu saya jadi menganalogikan BPJS sebagai seorang teman baik yang hanya ditemui saat sedang butuh, dan dilupakan saat  tidak butuh atau merasa sehat. Padahal, tanpa disadari, BPJS juga membutuhkan gotong royong seluruh masyarakat agar bisa terus menerus memberikan manfaat yang berekelanjutan.

BPJS tidak bisa sendirian mencari talangan sana sini untuk menutupi biaya  pengobatan ribuan jenis penyakit  yang tiap tahunnya membengkak.  Mindset masyarakat yang seperti disebut diatas mesti diubah dengan sosialisasi yang massif tentang bagaimana sebenarnya slogan "Dengan Gotong Royong Semua Tertolong" seharusnya diresapi setiap peserta anggota JKN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun