Lahan basah atau disebut juga wetland merupakan kawasan-kawasan yang permukaan tanahnya jenuh dengan air, baik secara permanen (tetap tergenang air) atau musiman (tergenang dalam waktu tertentu). Sementara itu, terdapat juga pengertian lain dari lahan basah yaitu merupakan lahan yang masuk kategori daratan tergenang air atau memiliki kandungan air yang cukup tinggi.
   Lahannya yang tergenang dengan air menimbulkan karakteristik tanah dan vegetasi-vegetasi di kawasan lahan basah berbeda dengan kawasan lainnya. Lahan basah cenderung memiliki jenis tanah yang subur, sehingga dapat digunakan sebagai kawasan persawahan, tambak, dan lain sebagainya. Menurut Konversi Ramsar tahun 1971, lahan basah di bagi menjadi 2 kategori yaitu lahan basah alami dan lahan basah buatan, namun secara lebih spesifik jenis lahan basah beserta ciri-cirinya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Lahan Gambut
  Merupakan jenis lahan basah yang terbentuk dari akumulasi bahan tanaman yang mati dan membusuk. Lahan Gambur memiliki kandungan bahan organik yang menyebabkan tingkat kesuburan tanahnya sangat tinggi.
2. Kawasan Rawa
  Merupakan jenis lahan basah yan tergenang air hampir sepanjang tahun dengan ketinggian air yang berbeda-beda. Rawa sendiri terbagi lagi menjadi 2 jenis lagi yaitu rawa air tawar di pedalaman hutan dan rawa air asin (payau) di wilayah pantai. Rawa merupakan lahan basah untuk beragam satwa dan vegetasi endemik.
3. Kawasan Riparian
   Merupakan jenis kawasan peralihan (transisi) antara daratan dengan sungai dengan salah satu penyusun ekosistemnya berupa pohon, semak belukar, dan tanaman herba.
4. Lahan Buatan
   Merupakan kawasan lahan basah rancangan manusia yang tersusun atas air, tanaman, dan hewan. kawasan ini umumnya dibuat manusia untuk pemurnian air yang tercemar.
5. Lahan Mineral