Mohon tunggu...
Konsentrasi Jurnalistik
Konsentrasi Jurnalistik Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalisme Konvergensi Kel. 6 (IK5)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Harga Bahan Pokok Naik Pedagang UMKM Menjerit

15 Mei 2024   19:32 Diperbarui: 15 Mei 2024   19:37 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Harga berbagai kebutuhan bahan pokok, seperti beras, gula, minyak, dan tepung di pasar mengalami kenaikan. Kenaikan harga tersebut membebani para pelaku usaha kecil dan menengah. Seperti yang dialami oleh seorang pedagang kaki lima bernama Bapak Mahpudin, beliau berprofesi sebagai penjual bubur ayam yang merupakan salah satu pedagang yang terdampak dari kenaikan harga bahan-bahan pokok di pasaran.

      Bapak Mahpudin (55 tahun) mengatakan, kenaikan harga bahan pokok, terutama beras, minyak, serta kacang kedelai menggerus keuntungannya. Modal yang harus dikeluarkan menjadi semakin besar dan membengkak.

    Pada Selasa, (14/05/24/) kemarin, Kelompok 6 IK5 berkesempatan mewawancarai Bapak Mahpudin yang berjualan di dekat pasar SUGEMA Desa Sukamanah Kecamatan Rongga. Menurut penuturan beliau, usaha yang dibukanya sejak tahun 1996 (27 tahun) tersebut mendapat keuntungan mulai dari 250.000-400.000,- dengan modal utama sebesar 1.000.000,-. 

Namun kini, dengan naiknya harga berbagai bahan utama dari Bubur jualannya, beliau harus memutar otak agar mampu mempertahankan usahanya tanpa membuat para pembeli merasa keberatan. "Jika bahan pokok naik saya tidak menaikkan harga jual, melainkan menyiasatinya dengan mengatur porsinya. Karena biasanya jika harga dinaikkan misal dari harga biasa itu RP 5000, lalu dinaikkan menjadi 7000, itu pelanggan yang biasanya beli pun kadang tidak beli lagi, jadi palingan saya mengurangi porsi dari biasanya," kata penjual Bubur ayam tersebut saat di wawancarai di Pasar SUGEMA.

    Saat ditanya oleh salah satu tim lapangan kelompok 6, kenapa Bapak Mahpudin memilih usaha tersebut, beliau menjawab, "Sebelum berjualan bubur ayam, saya bekerja sebagai kuli banguanan. Namun, dulu terjadi kecelakaan pada kepala saya sampai harus dijahit. Saya akhirnya memutuskan untuk beralih profesi menjadi pedagang karena kebetulan bapak saya dulu pernah berjualan bubur ayam juga. Dan menurut saya, keuntungannya lumayan dan tidak terlalu memakan waktu. Setelah pulang berjualan biasanya saya mencari pekerjaan lain seperti pergi ke kebun atau ke sawah untuk bertani."


   Sementara itu, bahan baku pembuatan Bubur ayam tersebut juga didapat Bapak Mahpudin dari Pasar tempat ia menjajakan dagangannya. Besar harapan beliau dan seluruh kalangan masyarakat agar harga bahan pokok bisa kembali turun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun