Mohon tunggu...
Hani La Shifa
Hani La Shifa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Secangkir mendung di bawah langit teh hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Apa-apa

1 Juni 2018   12:34 Diperbarui: 1 Juni 2018   12:50 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
urduworld1254.blogspot.com

Aku ingin tetap seperti awalnya. Segala yang kamu sebut biasa saja. Aku ingin tetap bahagia jauh ataupun dekat dengan kamu. Aku tidak ingin menjadikan kamu hal yang harus kupikirkan sepanjang malamku, pun tak ingin merasa canggung di hadapanmu.

Aku hanya ingin menjadi aku, yang sebatas tau bahwa kamu memang ada, diciptakan Tuhan dengan segala yang ada padamu dan kamu mengenalku. Itu sudah cukup. Tapi terlambat. Kamu memilihku menjadi sahabatmu, kantung keluh kesahmu, hingga aku tau baik buruknya kamu. Kemudian aku terlanjur jatuh, dalam-dalam.

Ya, kini aku adalah salah satu dari mereka yang mengenalmu, kemudian mengagumimu, hingga mencintaimu dalam diam, serta pada akhirnya patah karena keterdiaman ku sendiri. Aku memang memilih bungkam, karena menyatakanpun takkan merekatkan aku dengan kamu. Aku hanya tidak ingin perasaanku mengganggumu, serta membuatmu menjauh dariku.

Denganmu, aku menjumpai dua sisi yang berbeda dalam diriku. Aku yang terlampau bodoh di hadapanmu dan aku yang terlampau pandai menyembunyikan perasaan ini dengan dalih ingin membuat kamu selalu nyaman di dekatku. Sering kali terlintas untuk menjauh dan lepas darimu, namun kamu tau aku tidak bisa melakukannya hanya karena kamu telah menjadi sesuatu yang patut dipertahankan.

Aku dengar kamu telah menemukan cinta yang baru. Ya, kamu bercerita padaku beberapa hari yang lalu. Dengan wajah berseri kamu bertanya apakah itu cinta? Jika kamu tanyakan itu padaku, tentu saja aku akan menjawab iya. Itu adalah cinta. Persis seperti yang aku rasakan padamu, dan kini kamu merasakannya pada orang lain.

Menjalani tiap detik dengan menikmati rasa sakit---karena perasaan ini tak kunjung padam---terdengar lebih baik daripada harus kehilangan kamu selamanya. Lagi-lagi aku mengalah, bersembunyi di balik topeng "tidak apa-apa" yang aku kenakan selama ini. Tidak apa-apa, aku selalu merasa baik-baik saja jika kamu pun baik-baik saja atas keberadaanku di dekatmu.

 Ku rasa aku akan terus menyimpan perasaan ini baik-baik hingga kamu sadar bahwa cinta yang kamu cari selama ini telah menunggu sekian lama di dekatmu. Namun jika kita memang tidak ditakdirkan untuk bersatu, aku harap kamu menemukan kebahagiaanmu di luar sana. Menemukan seseorang yang tentunya jauh lebih baik dari "sekedar" aku. Seperti biasa aku akan mengalah, berusaha merasa baik-baik saja. Aku tidak apa-apa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun