Mohon tunggu...
Nadim AlLande
Nadim AlLande Mohon Tunggu... Penulis - Study Sosiology

Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Tanjungpinang. Bercita-cita ingin abadi, dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Milad HMBP Ke-1 dan Sejarah Lahirnya HMBP

15 September 2019   15:28 Diperbarui: 15 September 2019   15:28 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simbol kebesaran HMBP Tanjungpinang, dok. HMBP

Kisahnya cukup panjang untuk dijelaskan secara detail, namun saya rangkum sebagai pedoman untuk masa depan himpunan ini. Kenapa harus HMBP? Secara singkat akan aku kisahkan sebagai jejak lahirnya sejarah HMBP. HMBP adalah singkatan "Himpunan Mahasiswa Belakangpadang". Kenapa harus berhimpun? karna memang kami ingin berhimpun sebagai suatu kesatuan persamaan secara primodial.


Sekilas, Belakang Padang adalah sebuah kecamatan di Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesia. Sebelum Batam, Belakang Padang digunakan sebagai pusat untuk pulau-pulau kecil di sekitar Batam tetapi karena luasnya yang terbatas, Pulau Belakang Padang tidak berkembang sehingga pusat pemerintahan dipindahkan ke Pulau Batam. Kecamatan Belakang Padang mempunyai 6 kelurahan/desa: Kelurahan Pemping,Kelurahan Kasu,Kelurahan Pecong,Kelurahan Pulau Terong,Kelurahan Sekanak Raya,Kelurahan Tanjung Sari.


Secara antropologis, Belakang Padang meruapakan masyarakat kepulauan pesisir dengan keaneka ragamannya yang kaya dan unik. Mata pencahrian masyarakat Belakang Padang rata-rata nelayan. Mengharapkan keramahtamahan laut sebagai bagian dari keniscahayan terbesar bagi masyarakat. Bagi Kami Laut sumber ssegala-galanya. Laut memberikan makna tertetu yang membentuk sebuah karakter tersendiri yang khaz. Maka itu bisa dijumpai anak-anak pesisir kepulauan lebih tanguh, tidak manja, keras,pemberani, dan cerdas.


Bukan tidak mungkin Belakang Padang sendiri meruapakn jalur laut perdagangan tersibuk dari abad lampau hingga hari ini.  Bahkan Belakang Padang sendiri merupakan Perbatasan yang berdekatan dengan Negara tetangga secara berhadapan. Agama dan bahasa 99% Islam 99 % Melayu. Ada pun pulau-pulau kecil lainya, kurang lebih terdiri 108 pulau. Adapun seni kebudayan-nya seperti tarian zikir barat, permainan gasing, congkak, dan permainan tradisi Melayu lainya.


Melihat keunikannya tersendiri, ternyata ada banyak masalah yang ingin saya pecahkan. Terutama terkait mahasiswa yang notabene sebagai agen perubahan, kontrol sosial, dan iron stock. Engan memberikan kontribusi khsusunya didaerahnya masing-masing. Padahal dari segi pendidikan ada banyak anak-anak nelayan yang diberikan oleh orang tuanya pendidikan starata 1, dengan tungkulumus orgtuanya demi puta putrinya, agar tidak menjadi seperti mereka.


Harapan-harapan orang tuanya yang luar biasa, agar anak-anaknya memberikan perubahan, baik untuk keluarga maupun untuk orang banyak. Kadang kala juga harapan-harapan itu harus dilatih dengan Cara berhimpun. Hampir yang saya lihat harapan-harapan tersebut justru mengalami kebuntuan, ketika mereka pulang liburan. Mereka lebih memilih jalan apatis dan eforia. Sebernya, Secara hak peibadi itu tidak masalah, namun perlu disadari tugas mahasiswa bukan hanya (pulang kampung,pulang kampung) Tanpa adanya, meberikan kontribusi berupa ilmu pengetahuan.

Untuk itu secara pribadi lahirnya himpunan ini sebagai bagian dari tantangan resistensi saya sebagai perjalanan penghayatan intelectuel yang jauh. Ada banyak jurusan yang diberikan pendidikan strata 1 oleh orang Tua kepada mereka yang disebut Kaum terpelajar (Mahasiswa). Dengan berbeda-beda latar belakang ilmu pengetahuan, apa bila dijadikan satu maka bukan tidak mudah dalam memajukan daerah Kita masing-masing khsusnya kec.Belakang Padang.
Dengan adanya hal tersbut, membuat mahasiswa tidak menyadari peran utama mereka dalam gerakan-gerakan intelectuel. Adapun permasalahan yang seharusnya dikritis dan ditolak dengan tegas. Munculnya "tambang pasir" juga membuat himpunan ini lahir. Yang mula-mula tidak saya kenal seorang adinda Zulfikar (Mahasiswa Umrah Jurusan Matemtik). Kami berdua menolak dengan tegas, sebagai mahasiswa yang mencintai umat dan Bangsa (dengan pengetahuan Yang Kami ada). "Tambang Pasir" Yang kami anggap akan membuat kerugian sekala multidemesi, baik terhadap mata pencaharian, kerusakan ekosistem terumbu karang, abrasi pulau-pulau, dan pencemaran Laut. Tentunya merugikan banyak pihak, dimanah masayarakat itu sendiri yang dominan adalah pekerja sebagai nelayan.


Saya ingat adinda si Zulfikar dalam diskusinya melalui pesan WA, menanyakan terkaiat permasalahan tambang. Kebetulan saya juga pengurus di HMKB(Himpunan Mahasiswa Kota Batam), ingin saya sampaikan ke ketua HMKB pada waktu itu namun saya pikir "ide-ide saya terkait untuk pelatihan pengkaderan saja tidak pernah ditunaikan,apa lagi peemasalahan-permasalahan yang ada dibatam, apa lagi permasalahan-permaaalahan yang berbahaya semacam ini". Lalu ku coba, si adinda ini untuk chat baik Secara personal ke Ketua maupun didalam grub umum. Namun tidak ada satu pun respon yang diberikan (Sudah Ku tebak). Dan si zul kecewa termasuk saya, yang menolak dengan tegas terkait "penanbangan pasir".  Lalu dalam diskusi-diskusi itu saya bilang (waktu itu Kebetulan saya liburan berada dipulau). Begini Ku katakan, Tenang nanti kita buat persatuan yang terkonsentarasi untuk membangun dan membawak perubahan masyarakat, Terutama menyelesaikan permasalahan "tambang pasir".


Saya Kira sah-sah saja Himpunan ini lahir Karna keresahan-keresahan dimanah daerah mereka berasal. Dan perlu diingat Tidak ada Yang boleh melarang Himpunan ini lahir selama hak untuk berhimpun,berkumpul, dan berorganisasi. dan itu dijamin didalam UUD 1945.
Alhamdulillah Himpunan ini berumur 1 Tahun, sebagai awal baru. Yang dipimpin oleh Tri Ananda Putra. Ada pun pejuang Himpunan ini, " tidak Ada mereka tidak ada Himpunan ini". Mereka adalah Tokoh-Tokoh sejarah pengawetan Himpunan ini : Muhammad Mahazir(saya sendiri), Zulfikar Rahman, Tri Amanda Putra, Muhammad Furqon, Destina Elfadila, Chyntia Prihatika Hardiyanti,Riski Saputra,Nuralisa Siti Fatimah.


HMBP iyalah himpunan Mahasiswa Belakang Padang yang berada di Tanjungpinang.  HMBP bertujuan memperkukuh tali Silahturahmi, Kekerabatan, Persaudaraan mempersatukan angkatan Mahasiswa Khususnya Mahasiswa Kepulauan/pesisir yang berada di Tanjungpinang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun