Mohon tunggu...
Handy Fernandy
Handy Fernandy Mohon Tunggu... Dosen - Pelaku Industri Kreatif

Dosen Teknik Informatika Universitas Nahdatul Ulama Indonesia (Unusia) Pengurus Yayasan Gerakan Indonesia Sadar Bencana (Graisena)

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kemenangan Lorenzo, Konspirasi Pemerintahan Spanyol?

8 November 2015   23:23 Diperbarui: 9 November 2015   00:16 4285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, setelah melakoni race yang panjang, pembalap asal tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, berhasil keluar sebagai juara di balapan GP Valencia, Minggu (8/11). Hasil tersebut juga menasbihkan dirinya sebagai juara dunia untuk ketiga kalinya. Kemenangan tersebut membuat Lorenzo unggul lima poin dan juga memupus harapan Valentino Rossi untuk juara dunia seperti yang terakhir diraihnya pada musim 2009 .

Kemenangan di sirkuit Spanyol ini juga dapat dikatakan sebagai kemenangan bagi pembalap Spanyol, sebab di putaran GP Valencia kali ini, selain Lorenzo, dua pembalap lainnya yang naik podium merupakan pembalap yang juga berasal dari Spanyol, yakni Marc Marquez di posisi dua dan Dani Pedrosa di posisi ketiga.

Kemenangan Lorenzo pun disambut dengan dua hal yang berbeda. Sebagai penggemar Lorenzo, pastilah senang dengan capaian tersebut, terlebih selama putaran race sebelumnya, ia selalu bersaing ketat dengan salah satu favorit juara,yakni Rossi yang juga rekan setimnya di Movistar Yamaha. Sementara untuk bagi kalangan “haters”, terutama fans Rossi, kemenangan Lorenzo diduga dipenuhi konspirasi. Misalnya saja, ada teori yang mengatakan Lorenzo ada main mata dengan Marquez.

Isyu tersebut mulai merebak ketika adanya insiden “senggol” di lap ke 13 di GP Sepang antara motor Rossi dengan Marquez minggu lalu. Hal tersebut membuat Rossi dihukum dan harus menjalani star di posisi paling belakang di GP Valencia, sebuah hal yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Dari situlah timbulah dugaan adanya kesengajaan yang dilakukan Marquez untuk “menjatuhkan” Rossi agar rekan sebangsanya, Lorenzo dapat lebih mudah untuk juara Moto GP tahun ini, sebab poinnya dengan Rossi tidaklah terlalu jauh, sedangkan Marquez yang juara kompetisi tahun lalu, dijadikan tumbal karena jarak poinnya sudah tertinggal jauh.

Untuk menjawab tuduhan yang dituduhkan Lorenzo dan menjadikan Marquez sebagai kambing hitam merupakan hal yang mudah, sebab teori konspirasi yang diciptakan kubu lawan terhadap mereka berdua tidak masuk akal. Setidaknya ada dua jawaban mengapa teori konspirasi ini tidak tepat. Pertama, Marquez mengidolai Rossi dan semua orang tahu itu. Dan kedua, Marquez adalah juara musim lalu, meski pada putaran GP tahun ini, ia lebih sering terlihat lebih akrab dengan marshal ketimbang naik podium. Marquez adalah seorang juara dan atlit profesional. lagian yaudah sih, toh Lorenzo dan Rossi adalah rekan setim, kemenangan Lorenzo juga merupakan kemenangan Rossi yang memberikan keuntungan besar bagi Yamaha sebagai manufaktur yang membayar mereka.

Kalo pun ada yang masih tetap menginginkan adanya teori konspirasi, saya mengajak anda untuk sedikit meliarkan imajinasi anda tentang kemenangan Lorenzo. Bagaimana kalo kemenangan dirinya adalah konspirasi Pemerintahan Spanyol untuk menstabilkan kondisi negara mereka yang saat ini ekonomi di negara tersebut sedang terpuruk, bisa saja bukan?

Anda boleh tidak percaya dengan alasan saya, tidak masalah. Tetapi saya akan memberikan bukti bahwa ada konspirasi dilakukan Pemerintah Spanyol yang ikut campur dalam kemenangan Lorenzo dan dua orang Spanyol lainnya di GP Valencia.

Saat ini, ekonomi Spanyol sedang turun. Diberitakan oleh Republika, saat ini jumlah pengangguran di Spanyol mencapai 4, 18 juta jiwa. Hasil ini menjadikan jumlah pengangguran meningkat untuk ketiga kalinya dalam tiga bulan terakhir.

Tingginya jumlah pengangguran di Spanyol menjadikan negara yang terkenal dengan kompetisi sepak bola, La Liga, tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah pengangguran terbanyak nomor dua di Eropa. Tercatat tingkat pengangguran Spanyol mencapai 22,4 persen.

Hal ini juga membuat beberapa daerah di Spanyol menginginkan kemerdekaan. Salah satu provinsi yang berada daerah timur laut Spanyol, yakni Catalunya, telah mendeklarasikan untuk pecah dari Spanyol sejak pertengahan tahun lalu. Bahkan klub sepak bola Barcelona FC, yang merupakan klub dari daerah tersebut juga mendukung kemerdekaan Catalunya, meski akan berdampak buruk bagi klub itu sendiri.

Dari hal di atas, bisa saja, memang ada konspirasi Pemerintah Spanyol agar masyarakat di negara mereka untuk tetap tenang di rumah, menyaksikan pembalap Spanyol berjuang membawa nama negara mereka dan membuat mereka lupa bahwa situasi ekonomi sedang buruk, selain itu juga membuat  jumlah pendemo atau yang berkoar perihal kemerdekaan berkurang. Hal ini hampir persis terjadi seperti Pemerintahan Amerika Serikat di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun