Pada akhirnya.. Semua akan menemukan yg namanya titik jenuh.. Dan pada saat itu.. Kembali adalah yg terbaik.. Kembali pada siapa..??? Kpd "DIA" pastinya.. Bismi_KA Allohumma ahya wa amuut..
-Uje-
Posting di akun twitter Uje itu sangat kita kenal. Sehebat apapun manusia tak akan pernah mampu melepaskan diri dari merasa "letih". Begitulah fitrah manusia. Kadang bahagia, kadang susah, kadang letih. Tapi dengan keletihan yang Allah berikan kepada kita bukan berartu azab, melainkan peringatan kepada kita agar kita selalu ingat kepadanya. Karena terkadang kita terlena, lupa kepadaNYA, dengan itu kita diingatkan.
Terkadang kita merasa "letih" dengan begitu banyak beban, kesulitan yang kita hadapi. Sesungguhnya itu pertanada Allah mencintai kita dan saatnya kita kembali mengingat segala jawaban Allah atas keletihan kita:
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
yang ditegaskan kembali oleh Allah pada ayat berikutnya:
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)
dan yakinlah.... setelah kita mampu menghadapi kesulitan itu dan akan diganti dengan 2x lipat kesenangan.
Namun ketika letih itu datang, kerap kali kita "galau" lantas apa yang sebaiknya kita lakukan? Ada berbagai alternatif. Pertama segera membaca Al Quran, mendengarkan murotal Quran karena itu sebaik-baiknya dzikir. Kedua berdzikir. Ada sebuah kisah ketika Fatimah putri Rasulullah hendak meminta seorang budak untuk membantunya mengerjakan pekerjaan mengiling gandum Rasulullah berkata, "“Maukah kutunjukkan kalian kepada sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian minta?” tanya beliau. “Jika kalian berbaring di atas tempat tidur, maka ucapkanlah takbir (Allahu akbar) 34 kali, tahmid (alhamdulillah) 33 kali, dan tasbih (subhanallah) 33 kali. Itulah yang lebih baik bagi kalian daripada pembantu yang kalian minta.” lanjut Nabi (HR. Bukhari dan Muslim). (sebagaimana ditulis Ustadz Sufyan Basweidan. majalah pengusaha muslim edisi 30 Tahun 2012).
Namun dari berbagai "curhat" teman kadang saat letih itu menyapa justru kecenderungannya malas membaca Quran mendengarkan murotal. Nah kalau sudah malas membaca Quran, mendengarkan Quran, malas pula berdzikir tapi sedang dilanda galau berat apa yang harus kita lakukan? Sebagai makhluk sosial tentu kita dapat "curhat" ke seseorang yang memiliki akhlaq yang kita ketahui jauh lebih baik dari kita dan memiliki pemahaman agama yang baik dan dapat kia percaya. Mengapa? sebab dengan "curhat" dengan seseorang yang seperti itu akan menghadirkan ketenangan sekaligus solusi yang sesuai dengan syariah . Semoga bermanfaat