Perempuan Itu Adalah Istriku
oleh Handra Deddy Hasan
Saya menikah dengan adik kelas karena kami sama-sama study di Universitas yang sama beda jauh angkatan, sehingga kami berbeda umur 7 tahun, dimana saya lebih tua. Banyak orang beranggapan bahwa menghadapi perkawinan itu sesuatu menakutkan, tapi terus terang ketika itu saya tidak merasakan ketakutan sama sekali. Mungkin juga karena ada kata-kata bijak dari calon mertua pada waktu itu.
Perkawinan memang suatu misteri gelap yang ada didepan, saya merasakan hal yang sama. Salah satu yang membuat saya belum menikahi calon istri, Â padahal kami sudah pacaran selama kurang lebih 6 tahun lamanya, adalah saya belum punya apa-apa sama sekali. Betul-betul tidak punya.Â
Namun ketika itu kebetulan saya sudah punya penghasilan karena setamat kuliah diterima bekerja di sebuah bank BUMN di ibukota Jakarta. Saya masih ingat ketika calon mertua suatu saat menanyakan kapan mau menikah, saya jawab apa adanya bahwa saya tidak punya apa-apa sebagai modal untuk membentuk keluarga. Calon mertua paham dan mengiyakan kondisi saya, namun beliau balik menanyakan, apakah problem ini tahun depan masih ada?.Â
Saya pikir problem "tidak punya apa-apa" ini pasti akan masih ada untuk tahun depan. Untuk setahun kedepan saya bisa pastikan dengan gaji saat itu hanya pas-pasan untuk hidup sendiri, jangankan beli rumah, rasanya beli sepedapun saya belum sanggup walau diberi waktu satu tahun lagi.Â
Sehingga pertanyaan calon mertua yang saya jawab apa adanya bahwa problem seperti ini pasti akan ada juga tahun depan, 2 tahun lagi, dan seterusnya.Â
Pada waktu itulah calon mertua menyampaikan kata-kata bijaknya bahwa apabila setiap tahun kita mempunyai masalah yang sama, maka berarti kita jalan ditempat alias tidak ada kemajuan sama sekali.Â
Jadi menikahlah segera sehingga selesai satu masalah dan tahun depan masalahnya tidak lagi masalah yang sama. Berdasarkan hal itu saya memutuskan menikahi pacarku untuk masuk misteri lorong gelap.
Memulai Hidup Berumah Tangga Dengan Cara berkomunikasi Yang Efektip