Mohon tunggu...
Surya Handika Rakhmat
Surya Handika Rakhmat Mohon Tunggu... Konsultan - Social Media Analyst

Kini hobi berlari, berupaya mengejar 10K di bawah 1 jam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ruang Pikir Manusia

20 November 2018   17:00 Diperbarui: 20 November 2018   17:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap manusia yang berakal mempunyai ruang pikir di kepalanya. Sebuah ruang abstrak tempat inspirasi dan keresahan bersemayam. Tempat di mana ketika menemukan momen yang tepat, manusia akan hanyut terbawa suasana. Anehnya, saat keluar dari ruang pikir tersebut semua yang dipikirkan sebelumnya buyar, tanpa bekas, jika tidak dicatat segera.

Jika Jurgen Habermas punya konsep ruang publik yang bebas tanpa tekanan politik maupun pasar, maka ruang pikir pun demikian. Pihak pemegang kuasa tidak bisa membatasi ruang pikir manusia.

Di dalamnya, manusia bisa melanglang buana ke mana saja, melawan aturan yang ada di dunia nyata. Bak dunia yang diimpikan setiap manusia. Seseorang tentu tidak akan masuk penjara hanya karena berbuat tidak senonoh di ruang pikirnya sendiri.

Lantas apa bedanya dengan menghayal? Menghayal merupakan kata kerja, sedangkan ruang pikir adalah tempatnya. Tempat di mana kebebasan berekspresi tidak dibatasi, freedom of speech benar-benar mutlak di sana. 

Ruang pikir ini sangat unik sekali, tidak bisa dibongkar semaunya. Perlu cara untuk memicu aktifnya ruang ini. Masing-masing orang punya cara yang berbeda untuk membuka ruang pikirnya. Ada yang ketika sendirian di kamarnya, di kamar mandi, ketika berkendara, dan macam-macam cara lainnya.

Tulisan ini pun premisnya gua dapatkan ketika sedang berkendara di motor menuju ke tempat magang. Namun, ketika sampai di kantor, ide ini sempat terlupakan.

Berkali-kali coba diingat, hingga akhirnya gua meminum kopi dan seketika ingat kembali. Aneh. Tapi mungkin itu cara gua untuk membuka segel di memori jangka pendek, yang gua rasa sangat pendek.

Alangkah beruntungnya manusia diberikan ruang pikir ini oleh Allah. Tempat di mana seseorang merumuskan apa yang akan dia ucapkan, apa yang diresahkan, apa yang ingin diungkapkan namun tidak dapat terlaksana. Ruang yang dibentuk tanpa hukum dan aturan yang membatasi.

Akan tetapi, jangan simpan saja apa yang ada di ruang pikirmu, ungkapkan dan atau tuliskan. Niscaya dia akan berkembang menjadi buah pikir yang mengagumkan jika kita sering asah. Seperti yang sedang gua coba ini, melalui tulisan ini, bismillah.

Tulisan ini telah dimuat dalam blogku: handikasr.blogspot.com 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun