Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Juventus Main di Liga Champions, AC Milan Ikut Bowo Main TikTok

24 Januari 2020   14:05 Diperbarui: 24 Januari 2020   17:00 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AC Milan buka akun TikTok. Sumber : acmilan.com

Sabar dulu, Milanisti! Kalem. Saya tahu, kalian akan sensi baca judulnya. Tapi enggak kok, saya bukan sedang ingin meledek Milan. Tidak sama sekali. Malah sebaliknya. Saya justru ingin mengapresiasi klub kesayangan kalian, yang kali ini harus saya akui, selangkah lebih maju dari klub kesayangan saya, Juventus.

Tepat di hari ini, Jumat 24 Januari 2020, AC Milan resmi mengumumkan akun resmi mereka di platform media sosial TikTok. Suatu langkah yang menurut saya sangat tepat, apalagi Milan sedang gencar-gencarnya menaikkan kembali nama mereka yang sudah kehilangan pamor.

Mendengar nama TikTok, mungkin kita akan langsung auto-inget dengan sosok Bowo Alpenliebe, remaja bau kencur yang sempat melejit namanya di platform ini beberapa waktu silam.

Bowo, yang saat itu mungkin pipisnya belum lurus, mendadak ramai dibicarakan, bahkan dibully, hanya karena mengadakan event meet & greet berbayar kepada para followersnya.

Saat itu, orang ramai-ramai merundung Bowo, menghujatnya, bahkan sampai ada yang menghina fisiknya. Jahat sekali, memang. Saya pun termasuk yang ikut menertawai. Seriusan. Tetapi bukan pada kekurangan fisiknya. Melainkan tertawa keheranan melihat isi kontennya, yang ternyata cuma sekadar joget-joget ga jelas, lipsing, namun bisa memikat ribuan remaja putri lain seusianya. Ajaib kan? Terus terang saya iri.

Saat masih seusia Bowo dulu, saya lebih sering ikut tawuran dengan anak SMP lain, sesekali main bola, serta seminggu sekali ikut latihan band. Hal-hal yang awalnya saya kira akan membuat saya digilai banyak gadis. Nyatanya tidak sama sekali. Beneran. Saya akui, saya kalah dari Bowo dalam hal ini.

Bowo adalah salah satu orang yang berhasil memperoleh ketenaran di platform media sosial TikTok. Awalnya mungkin ia tak menyangka bisa sepopuler itu. Namun sebagaimana halnya orang terkenal lain di luar sana, mereka dikenal salah satunya adalah karena "kekhususannya".

Apalah artinya bagus, jika kita tidak memiliki "kekhususan", atau sederhananya, "keunikan"? Dan Bowo bisa tampak menjadi begitu "unik" di mata para penggemarnya, karena barangkali baru dia-lah anak remaja yang bernyali, memulai joget-joget ga jelas, memutar-mutar kamera, menggeser-geser filter, lalu mempublikasikannya ke seluruh jagad raya, ke TikTok.

Sementara banyak orang lain masih sibuk pamer kepalsuan di Instagram. Hingga kemudian satu per satu orang mulai bosan melihat video "kejang-kejang" boomerang, Bowo mulai mendapat tempat di hati orang-orang yang kemudian menjadi penggemarnya. Video-video Bowo ibarat buku karangan R.A. Kartini, "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Barangkali fenomena Bowo di TikTok beberapa waktu lalu, terdengar sampai ke telinga direksi dan para petinggi Milan. Ketika sang pemilik klub, "Elliot Management" mulai kehabisan akal mengangkat kembali nama besar Milan lewat prestasi. Maka menaikkan lagi pamor Milan lewat media sosial, bisa menjadi salah satu jalan keluar.

Tetapi mengapa harus di TikTok? Bukankah di sana kebanyakan penggunanya adalah bocah-bocah alay, yang (maaf) bulu kemaluan saja belum tumbuh?

Oke, Boomer. Silakan saja jika ingin nyinyir, membully, dan menertawakan Milan. Mumpung masih sempat. Kita boleh saja menganggap Milan sebagai lelucon di semua kompetisi yang diikutinya saat ini. Namun tidak pada keputusan mereka dalam membuat akun TikTok. Sebab kita harus tahu, bahwa TikTok adalah platform sosial media yang paling tinggi pertumbuhannya saat ini.

Kepopuleran TikTok bahkan sudah melampaui Instagram dan Twitter di Google Playstore. Bahkan di linimasa Instagram maupun Twitter, sering kita temukan konten-konten video, yang pada awalnya dibuat dari platform TikTok.

Langkah AC Milan terjun ke TikTok menjadi sesuatu hal yang sangat menarik. Mengingat mereka adalah sebuah klub sepakbola, bukan sekumpulan girlband bercelana gemes, berpaha mulus, serta berbodi langsing, yang bisa sangat enak dilihat kalau sedang joget-joget.

AC Milan adalah salah satu klub besar Eropa, yang punya gelar seabrek, serta sejarah yang mentereng. Jadi buat apa mereka "TikTok-an"?

Oke, Boomer. Sekadar informasi, bahwa dari ratusan juta pengguna aktif TikTok saat ini, sekira 67% di antaranya adalah remaja 17-24 tahun yang sedang unyu-unyunya. Mereka adalah gabungan dari sisa-sisa Milenial yang menolak tua, serta cikal bakal Gen-Z, yang bahkan tidak tahu sama sekali, AC Milan itu nama minuman, atau sejenis umbi-umbian?

Iya, saya berlebihan. Namun kira-kira penggambarannya seperti itu. Anak ABG jaman sekarang memang lebih mengenal Liverpool, Real Madrid, atau Barcelona. Sementara Milan? Mungkin hanya orang tuanya saja yang kenal. Dan keputusan Milan untuk "TikTok-an", adalah langkah brilian memperkenalkan diri kepada pasar mereka yang baru, para anak muda.

Saya tidak tahu bagaimana nantinya Milan akan mengemas konten-kontennya di TikTok, saya pun tidak bisa membayangkan, jika nantinya Zlatan Ibrahimovic akan berduet dengan Suso, atau Piatek, melakukan joget "nyiha-nyiha", diiringi lagu "Entah Apa yang Merasukimu" versi koplo. Pasti akan kocak sekali.

Hari ini AC Milan sudah mulai menjemput bolanya terlebih dulu. Maka tak usah heran, jika besok atau lusa, mereka sudah pandai menggiring bolanya, atau memainkan satu-dua atraksi dengan bola tersebut.

Klub-klub bermental "Boomer" macam Juventus, yang mengelola akun sosial medianya saja "kaku banget" kaya kanebo kering, mana ngerti soal beginian? Yang penting sudah punya Cristiano Ronaldo, rutin main di Liga Champions, maka beres! Hellaaaaw, mau sampai kapan? 

Sekali lagi, kita boleh saja menertawakan AC Milan yang mengikuti jejak Bowo Alpenliebe main TikTok. Silakan. Tapi saya mengingatkan satu hal, bahwa tidak ada hal lain, yang lebih pahit untuk dikecap, selain saat kita menjilat ludah kita sendiri.

Terlebih, ketika tim-tim yang kita sayangi nanti, mengikuti jejak Milan, ikut-ikutan main TikTok.

Ga percaya? Silakan tanya sendiri ke Kemenkominfo yang sekarang punya akun resmi TikTok, padahal dulu ngeblokir. Dasar Boomer. AOWKAOWKAOWKAOWKAOWK.

***

Penulis biasa dihujat di akun Twitter Juventini Garis Lucu @juve_gl 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun