Mohon tunggu...
Rihadatul Aisy Hanayudha
Rihadatul Aisy Hanayudha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lakukan yang terbaik disetiap waktu yang kamu miliki

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 21107030045

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Teras Malioboro, Wajah Baru dari Malioboro

9 April 2022   21:15 Diperbarui: 9 April 2022   21:24 2876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara tentang Yogyakarta pasti tidak ada habisnya, selain banyak tempat wisata yang wajib dikunjungi, Yogyakarta juga memiliki berbagai kuliner yang wajib untuk dicoba. Malioboro merupakan jantung kota bagi Yogyakarta yang mendapat julukan kota pelajar ini. Malioboro merupakan tempat belanja, di sana terdapat banyak toko yang menjual oleh-oleh khas kota Yogya. Maliboro selalu ramai dan berkesan pada siang maupun malam hari.

Banyak hal yang berkesan pada Malioboro, contohnya pada Andong. Andong di Malioboro ukurannya sedikit agak panjang dari andong pada umumnya, hal ini agar dapat menampung penumpang lebih banyak dan memiliki roda empat. Andong Yogyakarta memiliki dua roda berdiameter kecil berada di depan, dan dua roda berdiameter besar lainnya berada di belakang. Yang unik lagi dari andong di Yogyakarta, kusirnya menggunakan blangkon dan pakaian batik, hal ini khas dengan prawakan Jawa.

Selain terkenal akan andongnya, di jalan Malioboro juga terkenal akan batik khas Yogyakarta. Batik Yogyakarta memiliki motif tersendiri dan banyak digemari. Selain batik Yogyakarta juga terkenal akan kulinernya, kuliner Yogyakarta terkenal dengan harganya yang murah serta rasanya yang enak. Beberapa kuliner khas Yogyakarta diantaranya adalah Gudeg, wedang jahe, sate klatak, krecek, Bakpia Pathuk yang cocok dijadikan oleh-oleh, dan berbagai kuliner lainnya.

Malioboro juga menyediakan sepeda untuk disewakan pada pengunjung, dulunya terdapat skuter listrik sebagai wahana bagi para pengunjung juga, namun pemerintah kota Yogyakarta melarang skuter listrik untuk beroperasi di Malioboro.

Dulunya Malioboro sangat ramai dengan Pedagang Kaki Lima (PKL), Pedagang Kaki Lima (PKL) di Malioboro menjual berbagai macam jualan seperti contohnya jajanan-jajanan khas kaki lima seperti telor gulung, cilok, batagor, bakso, es yang beraneka ragam seperti es buah, es durian, dan lainnya. Pedagang Kaki Lima (PKL) juga menjual banyak souvenir seperti baju, tas, gantungan kunci dan lain-lain.

Pemerintah kota Yogyakarta kemudian melarang Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk berjualan disekitar Malioboro. Sebelumnya pemerintah memberi waktu satu minggu untuk para Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk mengosongkan lapak jualannya. Dua tempat yang ditetapkan pemerintah Yogyakarta sebagai tempat berjualan yang baru bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) yaitu  Teras Malioboro 1 dan Teras Malioboro 2.

Mulai tanggal 1 Februari 2022, Pedagang Kaki Lima harus sudah memindahkan dagangannya ke tempat yang sudah disiapkan oleh pemerintah Yogyakarta. Teras Malioboro satu berada di gedung bekas Bioskop Indra yang terletak di kawasan selatan Malioboro. Sedangkan Teras Malioboro 2 berada di lahan kosong yang merupakan bekas kompleks kantor dinas pariwisata utara Malioboro, tepatnya di sebelah utara Kantor DPRD DIY.

Awalnya pemindahan Pedagang Kaki Lima (PKL) ini penuh pro dan kontra, namun sejumlah pengunjung di Malioboro mengaku lebih leluasa berjalan kaki menyusuri kawasan Malioboro setelah dipindahkannya Pedagang Kaki Lima ke Teras Malioboro.

Pada Teras Maliboro 1, yang terletak dikawasan Malioboro selatan ini terdapat tiga lantai. Lantai pertama diisi dengan souvenir seperti baju mulai dari baju anak-anak, baju dewasa, kaos-kaos, dan celana santai, lalu juga terdapat tas, gantungan kunci, bahkan ada hiasan penangkap mimpi atau dream catcher. Di lantai ke dua juga sama, terdapat baju kaos, celana, tas, dan lain sebagainya. Untuk lantai tiga sendiri terdapat kios kios kecil namun tidak dipergunakan, jadi lantai tiga dari Teras Malioboro 1 kosong. Di samping Teras Malioboro 1 terdapat kios kios kecil yang berjualan aneka makanan dan minuman, namun karena bulan ramadhan tiba mereka buka mulai sore hari. Suasana Teras Malioboro 1 tidak terlalu banyak pengungjung, mungkin efek dari bulan ramadhan. Teras Malioboro 2 tidak jauh berbeda dengan Teras Malioboro 1, para Pedagang Kaki Lima berjualan baju-baju kaos, baju santai, celana, tas, dan lain sebagainya. Di Teras Malioboro 2 juga terdapat beberapa kios makanan.

Para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang telah menempati Teras Malioboro terlihat nyaman saat berpindah ke lokasi dagang ini, walaupun omset yang didapatkan tidak sebanyak saat berjualan di jalan Malioboro, hal ini mungkin dikarenakan para wisatawan belum mengetahui jika para Pedagang Kaki Lima (PKL) dipindahkan ke Teras Malioboro ditambah saat ini bulan ramadhan, para Pedagang Kaki Lima (PKL) khususnya pedagang dalam bidang kuliner buka  kios saat sore hari saja jadi semakin sedikit untuk mendapat omset.

Menurut pengakuan Ibu Isnaeni selaku Pedangang Kaki Lima yang berjualan di Teras Malioboro 1, Bu Isnaeni berjualan nasi dan lauk lainnya namun karena bulan ramadhan tiba, Bu Isnaeni berjualan es buah dan minuman lainnya. Ibu Isnaeni sebelumnya berjualan di sekitar jalan Malioboro tepat di depan Mall Malioboro, karena ada perintah dari pemerintah Yogyakarta untuk tidak berjualan disekitar jalan Malioboro Bu Isnaeni pindah berjualan ke Teras Malioboro 1 pada 1 Februari 2022. Perbedaan omset juga dirasakan oleh Bu Isnaeni saat berjualan di sekitar Jalan Malioboro dan kemudian dipindahkan ke Teras Malioboro 1, perbedaannya sangat jauh dan tidak ada setengahnya bahkan tidak ada 50% nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun