Selain itu, inflasi terus menggerus nilai mata uang. Di Indonesia, tingkat inflasi tahunan mencapai 2.31% pada Agustus 2025, turun sedikit dari 2.37% di Juli, menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Ini berarti daya beli uang kertas Anda menurun seiring waktu. Uang fiat seperti Rupiah rentan terhadap kebijakan moneter, sedangkan aset spekulatif seperti kripto justru memperburuk kerugian saat pasar bearish.
Banyak cerita investor yang kehilangan jutaan karena skema pump-and-dump di platform seperti Binance atau lokal exchange, di mana harga dimanipulasi oleh whale (investor besar).
Inflasi yang stabil tapi persisten ini membuat masyarakat perlu aset yang tahan banting, bukan yang fluktuatif.
Emas sebagai Instrumen Investasi yang Stabil
Emas telah terbukti sebagai aset lindung nilai (hedge) yang tidak mudah tergerus inflasi. Berbeda dengan kripto yang bergantung pada sentimen pasar digital, emas memiliki wujud nyata dan nilai intrinsik yang diakui secara global. Karakteristiknya sebagai safe haven membuatnya naik saat aset lain turun.
Data dari Trading Economics menunjukkan harga emas mencapai $3,646.99 per ounce pada 12 September 2025, naik 0.41% harian dan 41.44% tahun-ke-tahun. Ini merupakan momentum tertinggi, dengan prediksi dari J.P. Morgan bahwa harga bisa rata-rata $3,675 per ounce pada kuartal keempat 2025. Dibandingkan saham, volatilitas emas lebih rendah sekitar 1.3 poin dari ekuitas large-cap AS, menurut State Street.
Fortune melaporkan bahwa emas naik lebih dari 25% sejak awal 2025, mengalahkan saham, obligasi, bahkan Bitcoin. Ini menandakan emas cocok untuk investasi jangka panjang, minim risiko, dan tahan inflasi.
Pendekatan Islami: Emas sebagai Aset Nyata
Dari perspektif Islami, emas dan perak (dirham) disebutkan dalam hadis sebagai mata uang di akhir zaman. Sebuah hadis dari Rasulullah SAW menyatakan:
"Akan datang suatu masa pada umat manusia, pada masa itu tidak ada yang bermanfaat kecuali dinar (uang emas) dan dirham (uang perak)." (H.R. Imam Ahmad)
Tanpa bermaksud menjadi ceramah, poin ini menekankan bahwa memiliki emas bukan hanya investasi, tapi juga memenuhi prinsip syariah untuk kestabilan ekonomi umat.