Mohon tunggu...
Hana Tri Desvina Putri
Hana Tri Desvina Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik, dance, membaca, dan menonton drakor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Interprestasi 3 Citra dengan Unsur Interprestasi di Kabupaten Ponorogo

16 Mei 2024   21:41 Diperbarui: 16 Mei 2024   21:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Terletak di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Ponorogo mencakup lanskap yang beragam yang terdiri dari pegunungan, dataran rendah, dan lahan pertanian yang luas. Topografi yang beragam menghadirkan tantangan dan kemungkinan di bidang tata kelola sumber daya alam dan peningkatan infrastruktur.

Menurut Lillesand dan Kiefer (1979), Penginderaan Jauh adalah disiplin ilmu dan bentuk ekspresi artistik yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan objek, wilayah geografis, atau manifestasi patologis di sepanjang jalan. Proses ini melibatkan pemeriksaan dan interpretasi data yang dikumpulkan melalui alat non-invasif, memungkinkan analisis tanpa kedekatan fisik dengan objek, area, atau gejala yang sedang diselidiki. Dan Colwell (1984) mengemukakan bahwa Sensing Far berkaitan dengan akuisisi atau pengambilan data mengenai entitas yang terletak di permukaan bumi menggunakan satelit atau instrumen jarak jauh lainnya yang diposisikan pada jarak yang cukup jauh dari objek yang dirasakan.

Analisis interpretasi citra memainkan peran penting dalam kartografi dan pengawasan kejadian yang berbeda di permukaan bumi melalui pemanfaatan data yang diperoleh dari satelit atau fotografi udara. Di Kabupaten Ponorogo, analisis interpretasi gambar memegang posisi penting dalam memahami fluktuasi lingkungan, mengidentifikasi perubahan dalam penggunaan lahan, dan menyusun strategi kemajuan berkelanjutan daerah tersebut. Melalui penerapan teknologi pencitraan, penggambaran dan pemeriksaan komprehensif dari berbagai dimensi aspek fisik, biologis, dan manusia di wilayah tersebut dapat dicapai. Interpretasi citra dapat dilakukan melalui cara visual atau digital. Proses interpretasi visual melibatkan analisis gambar hardcopy dan gambar digital yang ditampilkan pada monitor komputer. Seperti yang dinyatakan oleh Howard dalam Somantri (2016), interpretasi visual memerlukan penelusuran gambar Bumi untuk mengidentifikasi objek dan mengevaluasi signifikansinya.

Spesifikasi citra, baik citra satelit maupun udara, menjadi aspek penting dalam proses analisis interpretasi. Citra satelit, misalnya, memiliki berbagai karakteristik seperti resolusi spasial, spektral, temporal, dan radiometrik yang berpengaruh langsung pada kemampuan citra untuk mendeteksi objek dan fenomena tertentu. Di Kabupaten Ponorogo, citra dengan resolusi spasial yang tinggi mungkin diperlukan untuk mendapatkan detail yang cukup dalam analisis lahan, sementara citra dengan resolusi temporal yang baik akan berguna untuk memantau perubahan seiring waktu. Manfaat utama analisis interpretasi gambar di Kabupaten Ponorogo terletak pada kemampuannya untuk memberikan wawasan yang komprehensif dan menyeluruh tentang kondisi lingkungan dan status lahan. Melalui pemanfaatan citra, seseorang dapat dengan cepat dan efektif menggambarkan distribusi vegetasi, membedakan pola pemanfaatan lahan, dan mengawasi perubahan temporal. Hal ini terbukti sangat menguntungkan dalam memperkuat perencanaan tata ruang, tata kelola sumber daya alam, dan pengentasan risiko bencana.

Namun demikian, mirip dengan metodologi apa pun, analisis interpretasi gambar tidak tanpa batasan dan hambatannya sendiri. Satu kendala berkaitan dengan sifat subjektif dari interpretasi gambar, di mana penjelasannya bergantung pada keahlian dan ketajaman analis. Selain itu, kendala dalam resolusi gambar dan kerentanan terhadap kondisi atmosfer dapat memengaruhi ketepatan hasil analisis. Dalam lingkungan Kabupaten Ponorogo, pemahaman mendalam tentang spesifikasi gambar, kelebihan, dan kekurangan analisis interpretasi gambar sangat penting untuk mengoptimalkan potensi teknologi ini dalam menopang pembangunan berkelanjutan dan administrasi daerah. Dengan mengakui rintangan dan prospek yang ada, kita dapat merumuskan strategi yang tepat untuk memanfaatkan analisis interpretasi gambar secara efektif untuk perbaikan wilayah Ponorogo dan penduduknya.

Landsat 8 dan Sentinel-2 mewakili dua kategori citra satelit, masing-masing disertai dengan kekuatan dan kelemahan masing-masing. Keduanya memiliki kemampuan untuk mengumpulkan informasi multispektral mengenai permukaan planet; Namun, perbedaan ada dalam hal pemrosesan data dan perbaikan. Manfaat citra Landsat 8 termasuk kualitas unggul dan resolusi tinggi, kapasitasnya untuk memperoleh data multispektral, kemampuannya untuk merekam data di berbagai pita panjang gelombang, dan fasilitasi pemantauan perubahan di permukaan bumi. Sebaliknya, kelemahan citra Landsat 8 mencakup keterbatasan pengumpulan data semata-mata dari permukaan bumi dan ketidakmampuan untuk melakukan analisis di bawah permukaan bumi. Di sisi lain, keunggulan citra Sentinel-2 L1C terletak pada penyediaan data pada tingkat 1C yang telah mengalami pemrosesan radiometrik dan geometris, sehingga cocok untuk analisis berkala dan pengujian kalibrasi. Sebaliknya, kelemahan citra Sentinel-2 L1C termasuk tidak adanya koreksi atmosfer, variasi kualitas data, dan tantangan dalam aplikasi yang membutuhkan koherensi data. Adapun citra Sentinel-2 L2A, kekuatannya terletak pada penyediaan data yang diproses pada tingkat 2A, termasuk koreksi radiometrik, geometris, dan atmosfer, sehingga terbukti cocok untuk analisis berkala dan pengujian kalibrasi. Namun demikian, kelemahan citra Sentinel-2 L2A memerlukan potensi ketidakselarasan dengan kebutuhan pengguna yang mencari kualitas data yang lebih tinggi atau peningkatan koherensi data, bersama dengan kemungkinan menghadapi kesulitan karena variabilitas dalam prosedur koreksi atmosfer. Dalam bidang interpretasi peta, kedua jenis citra menunjukkan kemampuan untuk membedakan objek berdasarkan karakteristik seperti rona, warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, dan bayangan, termasuk fitur seperti pemukiman, pertanian, dan sungai. Akibatnya, baik Landsat 8 dan Sentinel-2 memainkan peran penting dalam analisis dan pemetaan permukaan bumi, dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing yang memerlukan pertimbangan berdasarkan persyaratan pemanfaatan tertentu.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun