Mohon tunggu...
Hanan Wiyoko
Hanan Wiyoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Saya menulis maka saya ada

Suka membaca dan menulis, bergiat di literasi digital dan politik, tinggal di Purwokerto, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Plus-Minus Mengajak Anak ke Masjid

16 April 2021   11:29 Diperbarui: 16 April 2021   11:34 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama anak-anak. Dok pri

Membawa anak ke masjid merupakan hal baik. Tujuannya membiasakan anak beribadah. Namun ada sisi potitif dan negatif. Apa saja?

PRAKTIK beribadah harus ditanamkan kepada anak sedari belia. Misalnya praktik salat berjamaah, berlatih membaca al quran, buka bersama, dan mengenal masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. Karenanya, pelibatan anak-anak ke masjid perlu didorong.Tujuannya menciptakan generasi salih.

Hanya saja keberadaan anak-anak di masjid perlu disikapi dengan arif. Selain manfaat di atas, keberadaan anak-anak yang tidak mengindahkan adab di masjid justru bisa menimbulkan suasana berisik. Kondisi ini bisa mengganggu kekhusuyukan beribadah jemaah.

Untuk itu, bagi yang hendak membawa buah hati ke masjid perlu dipersiapkan betul. Berikut sharing pengalaman saya tentang plus dan minus keberadaan anak-anak di masjid.

Kelebihan

Anak perlu diajak dan dikenalkan dengan fungsi masjid. Harapannya terbangun ikatan batin antara anak dengan dorongan beribadah di masjid. Ajari anak mecintai masjid, mengikuti kegiatan-kegiatan di masjid, dan beribadah di masjid. Dengan demikian, akan memiliki kecintaan terhadap masjid. Seiring bertumbuhnya waktu, anak akan menjadi bagian untuk ikut memakmurkan masjid.

Kelemahan

Makna 'kelemahan' terhadap konteks keberadaan anak-anak di masjid disini bukanlah makna sesungguhnya. Bagaimanapun, fungsi masjid sebagai 'Rumah Allah SWT' tentu tidak memiliki kekurangan maupun kelemahan.

Kata 'kelemahan' disini merujuk makna sosial dari dampak kehadiran anak-anak yang tidak terkendali di lingkungan masjid. Antara lain, bila anak kecil rawan mengompol, bercerita sendiri bersama temannya ketika salat sehingga mengganggu jemaah lain, berlarian di dalam masjid, hingga suara gaduh.  

Bagaimana menghindarkan kelemahan tersebut? Dan mengoptimalkan kelebihannya?

Kalau menurut saya, perlu diajarkan tentang adab di masjid atau tata perilaku anak-anak di masjid. Misalnya anak diajarkan berpakaian rapi, suci, dan wangi ketika masuk masjid. Lalu masuk dan keluar masjid dengan membaca doa. Tak kalah penting, anak diajak menciptakan suasana khusyuk dan tenang di masjid. Misalnya mengelompokan usia anak dan remaja dalam perihal penataan tempat salat. Contohnya, untuk anak-anak salat di serambi kemudian di bagian belakang adalah remaja.

Selain itu, hal-hal teknis untuk menciptakan suasana khusyuk juga didukung peran dari orang tua maupun takmir masjid. Dengan cara demikian, diharapkan anak-anak lebih rajin ke masjid. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun