Setiap muslim baik laki-laki ataupun perempuan pasti didalam hatinya terbesit niat dan terselip doa untuk dapat pergi haji walaupun belum mampu sama sekali.
Sejak kecil, saat pergi mengaji ke surau saya selalu memimpikan pergi haji karena dikampung pelajaran mengaji pasti salah satunya membahas tentang ibadah haji.
Sebagaimana guru ngaji saya sampaikan bahwa ibadah haji selain hukumnya fardhu 'ain adalah ritual ibadah puncaknya umat muslim seluruh belahan dunia dari bangsa dan negara manapun yang sudah barang tentu berkumpul semua di tanah suci Makkah untuk menunaikannya.
Selain dari nomor urut yang terakhir dalam rukun islam atau yang ke lima, pastinya "Haji" merupakan level tertinggi dalam islam setelah ke empat ritual ibadah sebelumnya, yaitu Syahadat, Shalat, Puasa dan Zakat.
Disebut dengan level tertinggi karena sebagai muslim telah mampu mengorbankan harta dan waktu sendiri untuk beribadah mengunjungi baitullah atau rumah Allah tersebut.
Artinya mampu secara moril dan materil. Mengapa? Karena kedua hal tersebut tentu saja sangat berkaitan dengan mabrurnya Ibadah Haji walaupun selebihnya hanya Tuhan yang tahu nilai dan niat hajinya yang sebenarnya.
Dilansir dari tafsirweb.com dalam Alqur'an surat Ali-Imron ayat 97 disebutkan :Â
"Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."
(QS : 3 : 97)Â
Sebagaimana hal tersebut di atas, saya memiliki pengalaman akan berkunjung ke Tanah Suci walaupun tidak jadi.
Kisah ini saya ikut sertakan dalam blogcompetition event haji muda agar dapat secepatnya pergi haji dan mendapatkan tabungan haji danamon syariah sehingga saya dapat mulai menabung untuk mewujudkannya.
Adapun kisahnya sebagai berikut :