Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Keraguan Menjelang Perkawinan

7 Agustus 2022   21:07 Diperbarui: 7 Agustus 2022   21:14 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkawinan adalah peristiwa besar dalam kehidupan seseorang, sehingga pantaslah perlu kekuatan niat dan memastikan semuanya berjalan baik, sesuai yang diharapkan oleh pihak-pihak terkait, utamanya calon suami dan isteri.

Sebuah cerita dari teman, "kini lelaki itu usianya telah loncat dari setengah abad, namun belum juga menikah, belum menikah sama sekali, bukan karena menduda lalu tidak lagi menikah". Usut punya usut, ketika usianya mendekat tiga puluh tahun, telah melamar seorang perempuan, semuanya setuju dan lamaran diterima. Tanggal pernikahan sudah dekat, tinggal menunggu hari. 

Namun kabar buruk dikirim dari keluarga calon mempelai perempuan, "kami utusan dari calon istri Anda, mohon maaf perkawinan tidak bisa dilanjutkan" ujar utusan dari mempelai perempuan, "ha!, apa ? tidak jadi ada perkawinan" sergah keluarga lelaki, "betul" jawab utusan tersebut, lalu dipotong pertanyaanya "kenapa?, dia nikah dengan lelaki lain, atau tidak mau menerima keadaan kami".

Ternyata pihak keluarga perempuan juga bingung, di samping malu dengan calon besan, juga tetangga kanan kiri serta handai taulan keluarga besarnya, perempuan itu keluar rumah tanpa ada yang mengetahui ke mana, sudah hampir seminggu tidak ada kabar rimbanya. Hingga hari pernikahan tiba, calon mempelai perempuan tak kunjung ditemukan, akhirnya kedua keluarga sepakat untuk membatalkan perkawinan.

Kejadian di atas bukanlah yang pertama, sudah ada beberapa kejadian serupa di beberapa tempat, alasannya pun beragam, karena dijodohkan, tertarik dengan orang lain, belum siap dan lainnya. Alasan-alasan tersebut juga menjadi sebagian penyebab keraguan seseorang akan menikah. Namun ada beberapa faktor utama keraguan muncul ketika menjelang perkawinan di antaranya ;

MERASA BELUM WAKTUNYA

Bila ditilik dari usia minimal  dalam Undang-Undang Perkawinan yaitu sembilan belas (19) tahun, seseorang berada pada masa remaja akhir, masih belum mandiri secara penuh, baik dalam pengambilan keputusan, sikap dan ketegasan.

Kegamangan atas perasaan belum waktunya menikah, ada yang dilatari oleh tidak fokus pada perkawinan itu sendiri. Masih banyak memikirkan hal-hal lain. Perasaan ini tidak saja dialami oleh para remaja, tetapi juga para mereka yang sudah cukup umur.

Fakta untuk alasan ini sejatinya adalah mengelak memberi kejelasan alasan, "ya belum waktunya kawin, begitu cukup" bila seseorang ditanya mengapa belum berumah tangga. Alasan lain adalah tidak adanya hasrat, hal ini yang kadang sulit untuk dirasionalkan. Sehingga diperlukan bantuan.

Tugas orang tua atau orang yang ada di sekitarnya adalah membuka gerbang pengetahuannya, bahwa salah satu tahapan kehidupan adalah menikah, perlu memiliki pasangan hidup, memiliki anak keturunan guna mengukir sejarah lebih jauh dan lebih lama.

Seperti yang  tersaji dalam buku Developmental psychology karya Elisabeth B. Hurlock (1978) dalam Alex Sobur (2009)  ciri remaja akhir, masa persiapan menikah, mereka ingin  selalu menjadi pusat perhatian, ingin menonjolkan diri, caranya lain dengan remaja awal. Mereka idealis, mempunyai cita-cita tinggi, bersemangat dan mempunyai energi  yang besar, mereka berusaha memantapkan identitas diri, dan ingin mencapai ketidak tergantungan emosional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun