Mohon tunggu...
HAMDAN
HAMDAN Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen

Bekerja sebagai Dosen di IAIN Takengon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Solusi Selalu Ada bagi Muttaqin

29 Mei 2020   11:31 Diperbarui: 29 Mei 2020   11:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang paling terasa dalah musibah wabah Covid-19 yang mendunia yang telah memakan korban kematian yang tidak sedikit termasuk di negara kita yang mayoritas muslim. Musibah ini tidak saja menyebabkan kematian yang ditakuti namun imbas dari adanya virus ini menyebabkan diberlakukannya beragam peraturan yang bertujuaan untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus-19 tersebut.

Meskipun Aceh hingga saat ini bukanlah daerah yang dikatagorikan dengan daerah zona merah yang bermakna tidak terlalu menghawatirkan karena tidak pesatnya masyarakat yang terjangkit dalam wabah covid-19, namun untuk mengantisipasi penyebaran tersebut maka Social Distancing tetap diberlakukan, hal ini tentunya mempengaruhi kurang berjalannya roda perekonomian masyarakat, hingga beragam sektor kehidupan terutama sektor perekonomian yang terdampak,  dampak ini tidak saja dirasakan golongan ekonomi lemah tapi juga mereka yang tergolong mapan secara ekonomi.

Idul Fitri kita memang kita lalui dalam dekapan musibah. Lau apa musibah itu ? Jika kita meninjau dari segi bahasa, musibah berasal dari bahasa Arab yang sering disinonimkan dengan bala', fitnah (ujian) dan azab,  yang diartikan sebagai apa saja yang menimpa. Pada dasarnya jika dilihat dari sudut makna bahasa, maka apapun yang menimpa seseorang apakah hal itu baik ataupun buruk maka itulah musibah. Sementara dalam bahasa Indonesia kata musibah sudah mengalami penyempitan makna yaitu apa saja yang menimpa seseorang baik berupa  kesedihan maupun kemalangan. Musibah disini diartikan sebagai bencana dan kesedihan yang dialami oleh manusia dimana  manusia itu tidak suka jika hal tersebut terjadi pada diri merek

Dalam Q.S.al-baqarah ayat 156-157dijelaskan bahawa orang yang mempunyai kesabaran terhadap apa saja yang menimpanya berupa musibah akan berprinsip bahwa segala sesuatunya adalah milik Allah, dan pada akhirnya Allah akan memberikan kebaikan berupa rahmat kepada orang-orang yang mempunyai kesabaran.

Kesabaran adalah sesuatu yang sulit sehingga perlu dibina dan dan dilatih Selama Ramadhan kita senantiasa dilatih untuk dapat menerapkan dalam kehidupan  nyata. Dalam hal ini sebagian ulama membagi kesabaran menjadi tiga yang harus dimiliki  seorang mu'min. Pertama, sabar dalam melakukan kebaikan. 

Ramadan seorang mu'min melakukan puasa menahan lapar dan haus dan sesuatu yang membatalkan, disamping itu dianjurkan untuk melakukan beragam amal ibadah kesemuanya memerlulan kesabaran. Kedua, Sabar dalam meninggalkan maksiat. Meninggalkan apa saja yang dilarang oleh Allah merupakan latihan yang juga dilakukan dalam Ramadan, kita meninggalkan apa yang dilarang Allah. Ketiga, sabar dalam menghadapi musibah. 

Kita melihat sebagian kita yang mendapatkan musibah dalam bulan ramadan ini, tentunya kita mesti berhusnudzan bahwa   Allah sedang menuntun orang tersebut agar bersabar dalam menahan penderitaan tersebut.Jika kita cermati lebih dalam maka kita akan meyakini  jika saja seorang muslim tidak memiliki kesabaran maka ia akan merasa jenuh untuk melakukan kebaikan, meninggalkan maksiat dan menahan kesedihan dan penderitaan.

 Dalam puasa Ramdan yang telah dilalui tujuan yang utama yang ditetapkan adalah agar menjadi sosok yang bertaqwa,orang yang bertaqwa adalah orang yang telah mampu melaksanakan perintah-perintah Allah baik perintah yang berupa wajib maupun sunnah dan juga menghindari segala larangan-larangan Allah.

Bagi orang yang telah mampu mencapai derajat taqwa,Allah akan memberikan jalan keluar terhadap persoalan-persoalan yang akan dihadapinya seperti yang Allah pirmankan seperti dalam Q.S.Attalaq:2"barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar dari persoalan-persolalan yang dihadapinya.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun