Mohon tunggu...
Hamdan Hamado
Hamdan Hamado Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar

Pemuda Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

La Fandi Juara ke 4 dari Empat Jumlah Murid

5 Juli 2018   06:12 Diperbarui: 25 November 2018   09:37 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
La Fandi (Didokumentasi Oleh Penulis)

Ini hanyalah sebuah cerita pengalaman saya dan beberapa orang teman saya yang saat ini sedang melakukan perekaman data di salah satu situs arkeologis yang terletak di desa Unit Pemukiman Kota Lama Muna, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Cerita ini merupakan kisah nyata yang sengaja saya sajikan dalam bentuk cerpen.

Hari Tanggal: Rabu, 04-07-2018.
Waktu: Pukul 04.30 sore hari.
Lokasi: Di Situs Kompleks Makam Lakina Muna.


Pelaku Utama:

1. Saya
2. La Isal (Teman Kampus Saya)
3. Ardy (Teman Kampus Saya)
4. Sabri (Teman Kampus Saya)
5. La Napi (Salah Seorang Pemuda di desa setempat)
6. La Boni (Salah Seorang Pemuda di desa setempat)
7. La Fandi (Adiknya La Boni)


ADEGAN....

Dari pagi sampai sore saya dan teman-teman kampus saya sedang sibuk melakukan perekaman data arkeologis di kompleks makam tua Lakina Muna yang terletak di dalam kawasan benteng Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ketika sedang asik-asiknya kami melakukan perekaman data, baik dalam bentuk deskripsi situs, pemotretan situs, maupun pemetaan kawasan situs, tiba-tiba datanglah La Napi dan La Boni. 

Mereka berdua sebenarnya sudah kami kenal sejak beberapa hari yang lalu, sebab mereka sering ikut dan menonton kegiatan penelitian kami tersebut. Sadar akan kehadiran kedua pemuda tersebut, saya pun mengajak mereka untuk ikut mmembantu kegiatan kami. La Napi membantu menarik meteran sedangkan La Boni ikut menghitung jumlah nisan yang akan digambar oleh saya. 

Kegiatan kami pada hari itu semakin dipermudah dengan kedatangan kedua pemuda tersebut yang ikut membantu. Selang beberapa saat, kami pun mengakhiri kegiatan perekaman data dan memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum kembali ke rumah. 

Karena hari sudah menjelang sore dan semua data di kompleks makam tua  tersebut telah selesai direkam, kami memutuskan untuk bersantai sambil ngobrol-ngobrol ringan di sekitaran kompleks makam tersebut. Sedang asiknya ngobrol dan mengopi, tiba-tiba muncul salah seorang anak lagi yang kami belum pernah kami lihat sebelumnya. Karena kami baru pertama kali melihat anak tersebut maka teman saya La Isal langsung membuka percakapan dengan pertanyakan nama anak itu. Dan anak itu pun menjawab saya La Fandi, Adiknya Boni.

Perkenalan singkat kami dan La Fandi tersebut, kemudian langsung membuat kami akrab dengannya. Percakapan antara kami dan La Fandi pun terus berlanjut. Jawaban-jawaban La Fandi ketika ditanya oleh saya dan beberapa teman saya inilah yang kemudian menginspirasi saya untuk menceritakannya kembali isi percakapan itu dalam tulisan ini. Alasannya saya untuk ceritakan kembali pengalaman ngobrol kami dengan La Fandi ini didasarkan akan adanya jawaban yang sempat membuat kami bangga kepadanya dan disaat bersamaan kami pun merasa iba/kasihan kepadanya.

Inilah beberapa percakapan kami dengan La Fandi, sore kemarin..

Di ulang dari awal percakapannya yah....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun