Mohon tunggu...
Hamdan Hamado
Hamdan Hamado Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar

Pemuda Biasa

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Watutinapi, Situs Batu Susun Pemukiman Kuno di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara

7 Mei 2018   05:07 Diperbarui: 6 Januari 2019   17:45 3992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permukaan air laut yang semulanya tenang perlahan-lahan bergelombang akibat terbentur dengan lambung kapal fery yang melaju dengan cepat. Hari ini saya dan 5 teman saya akan melanjutkan petualangan kami ke salah satu pulau yang berada di Sulawesi Tenggara, yakni Pulau Wawonii. 

Seperti biasa, ide petualangan ini lahir akibat kami sama-sama merasa bosan atau lelah beraktivitas di kampus dan barangkali juga sedang bosan dengan bising kota. Olehnya itu, petualangan kami kali ini adalah mendatangi tempat-tempat yang masih jauh tersentuh oleh arus moderenisasi, tidak ada listrik, tidak ada jaringan, dan harus berlokasi di tengah hutan. 

Dengan beberapa persyaratan tersebut maka Pulau Wawonii lah yang terpilih menjadi lokasi petualangan ini. Tujuan keberangkatan kami kali ini ke pulau tersebut adalah berkunjung ke sebuah lokasi yang konon katanya merupakan pusat ibu kota kerajaan di Pulau Wawonii.

Lokasi bekas pusat ibu kota kerajaan tersebut, sampai dengan saat ini dikenal dengan sebutan Watuntinapi (bahasa lokal). Setibanya di Pulau Wawonii, dengan berbekal logistik seadanya dan berbekal tekad yang juga seadanya, kami pun berangkat menuju ke lokasi tersebut. Namun untuk menuju ke lokasi bekas kerajaan itu, kami ditemani oleh salah seorang warga desa yang oleh masyarakat setempat dianggap sebagai juru kunci di lokasi bekas kerajaan tersebut.

Disebut sebagai juru kunci karena bapak Abdullah Gafar (nama Juru Kunci), dianggap tahu dan sangat menguasai seluk beluk sejarah serta kondisi lingkungan di lokasi bekas kerajaan tersebut. Selain itu, bapak juru kunci juga merupakan salah satu keturunan ke sekian dari raja-raja yang pernah memerintah pada masa itu di kerajaan tersebut.

Dengan ditemani juru kunci, perjalanan pun kami lanjutkan dengan menempuh jarak sejauh 5 Km. 2 Km dari perjalanan ini ditempuh dengan menggunakan mobil dan 3 Km dan sisanya ditempuh dengan berjalanan kaki.

Perjalanan yang tempuh dengan berjalan kaki ini terasa cukup melelahkan, sebab kami harus beberapa kali menyeberangi sungai yang cukup deras dan dalam. 

Selain itu kami juga menempu jalur pendakian yang cukup panjang, melewati kebun-kebun warga, melewati hutan kelapa yang luas, kemudian masuk ke dalam hutan belantara, menapaki jalan setapak yang becek dan ditambah dengan beratnya barang bawaan dalam tas kerir yang berisi logistik dan pakaian pribadi. 

Meski demikian perjalanan ini ditempuh dengan suasana yang riang dan canda tawa teman-teman yang lain, hingga tidak terasa ternyata kami sudah sampai ke tempat yang menjadi tujuan kedatangan kami. Samar-samar terdengar suara juru kunci yang oleh kami lebih akrab memanggilnya dengan nama Om Mauge.

"Selamat datang di Watuntinapi. Di sinilah letak pusat kerajaan Wawonii," katanya. 

"Karena hari sudah menjelang sore, maka beristirahatlah dulu malam ini di gubuk ini. Nanti besok kita akan masuk dan menjelajahi bagian dalam kawasan Watuntinapi ini," lanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun