Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Ketidakjelasan Arah "Conversation Class"

23 Juni 2025   14:59 Diperbarui: 24 Juni 2025   03:50 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tania bersabar. Lewat lima menit. Saya sengaja tidak berkata apa-apa sampai waktu mencapai sepuluh menit penantian. Tania beranjak berdiri dari kursi dan berkata, "Saya ambil alih ya, Sir. Soalnya ada kelas jam delapan sesudah ini."

"Lho, bukannya cuma satu kelas aja, Bu? Kelas ini sampai jam setengah sembilan kan?" Saya heran.

"Oh, tidak, Sir. Ini cuma satu jam aja. Kelas kecil dari jam tujuh sampai jam delapan. Kelas besar dari jam delapan sampai jam sembilan," Tania langsung beranjak ke depan kelas setelah mengatakan hal tersebut. Saya hanya geleng-geleng kepala. Tania mengulangi kebiasaan lamanya. Tidak menyampaikan informasi secara lengkap tentang kelas-kelas bahasa Inggris di malam itu. 

Tania mengambil alih proses belajar mengajar ketika jarum jam dinding menunjukkan pukul 19.35 WITA. Bagaimana cara Tania mengajar? Kurang etis kalau saya menilai cara bos mengajar, tapi memang, menurut saya, Tania menggunakan metode ceramah yang membosankan. Full English, tapi tidak efektif untuk mendorong murid semangat berbicara dalam bahasa Inggris. Ketiadaan lesson plan dan tidak adanya kurikulum yang jelas di bimbel sudah pasti berkontribusi pada ketidakjelasan arah conversation class.

Untuk kelas besar, saya berinisiatif untuk memberikan contoh pada Tania dan Susan tentang conversation class dan proses belajar mengajar yang seharusnya terjadi untuk mencapai keterampilan berbicara murid dalam bahasa Inggris.

"Saya ngajar untuk kelas besar ya, Bu. Bukan bermaksud menggurui. Lebih baik show, don't tell," kata saya pada Tania.

Tunjukkan, bukan beritahukan. Memberikan contoh langsung dengan tindakan.

Satu jam berlalu. Saya sudah mengajar kelas besar dan saya kira saya sudah memberikan yang terbaik yang saya bisa. Tania langsung segera pulang karena kondisi kesehatannya tidak begitu baik, "Saya pulang duluan ya, Sir, Miss Susan. Badan saya kurang enak. Besok-besok aja kita bahas tentang kelas bahasa Inggris ini ya," Tania mohon pamit. 

"Baik, Bu," Susan dan saya menjawab berbarengan. Saya juga segera bergegas pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WITA. Saya sudah lelah. Susan masih menunggu murid-murid lesnya yang masih belum pulang. Saya pulang duluan karena saya sudah mengajar di bimbel dari jam dua siang. Kalau saya masih harus membahas tentang bagaimana Susan mengajar, entah saya bisa fokus atau tidak. 

Tiga hari setelahnya, Sabtu, saya membuat janji untuk bertemu dengan Susan. Saya ingin tahu tentang mengapa Susan ingin mengajar di bimbel Tania, padahal dia berkuliah di fakultas dan program studi yang sangat tidak berhubungan dengan perihal mengajar bahasa Inggris. 

"Saya kuliah di Hubungan Internasional. Saya dapat tawaran mengajar dari Nisa, keponakan Bu Tania," kata Susan waktu saya menanyakan tentang awal mula dia mendapat tawaran mengajar di bimbel Tania. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun