Seperti dalam kasus saya, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa permainan gitar saya tidak lancar, jelek, dan lain sebagainya. Padahal, setelah saya telusuri channel YouTube mereka, tidak ada satu pun video yang terdapat di sana.
"Tidak ada karya, tapi berkomentar miring tentang karya orang lain. Disuruh main gitar, pasti belum tentu bisa," batin saya sambil tersenyum dalam hati. Yang mengherankan, justru orang-orang dari benua Eropa, Australia, Amerika, dan negara-negara lain di luar Indonesia justru memberikan apresiasi.
Saya tidak terlalu peduli dengan tanggapan nyinyir dari netizen yang tidak saya kenal dan yang fotonya tidak jelas.Â
Seperti halnya Edison yang mendengarkan apa kata ibunya, saya pun hanya mendengarkan apa kata lovers saya, keluarga, teman-teman, dan sahabat-sahabat saya.Â
Haters? Untuk apa dipikirin!
Penyebab Kedua - Percaya kalau tak punya bakat
"Memang saya tidak berbakat…"
Saya sudah teramat sering mendengar ngeles tingkat dewa dan dewi seperti di atas dari beberapa murid saya yang berdalih "karena tidak punya bakat berbahasa Inggris", sehingga mengakibatkan mereka tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik.
Begitu juga dengan sejumlah teman yang beralasan "tidak berbakat musik", sehingga tidak bisa memainkan gitar seperti saya, meskipun memiliki gitar di rumah dan sudah bertahun-tahun belajar, tapi tetap tidak bisa memainkan gitar dengan baik.
Ketiadaan bakat merintangi seseorang untuk menguasai suatu keterampilan tertentu?
Kok rasanya lucu mendengar hal tersebut.