"All right. Now you have to colour the numbers based on what I say. For example, Colour Number One Blue. Colour Number One Blue, .... Finished? Okay. Next, colour number two red. Colour number two red ...."
(Terjemahan : Baiklah. Sekarang kalian harus mewarnai angka-angka berdasarkan apa yang Bapak katakan. Sebagai contoh, warnai angka satu biru. Warnai angka satu biru, .... Selesai? Baik. Berikutnya, warnai angka dua merah. Warnai angka dua merah ....")
Teruskan sampai angka lima.
Colour Number One Blue
Colour Number Two Red
Colour Number Three Yellow
Colour Number Four Green
Colour Number Five Orange
Bagaimana dengan mata pelajaran lain? Anda bisa mencari cara lain untuk menerapkan V.A.K di berbagai mapel. Niscaya, dengan adanya ketiga unsur ini, suasana kelas tidak akan ribut tak terkendali. Kalaupun ribut, ributnya karena antusias dalam belajar. Saya sudah membuktikannya ^_^.
Baca Juga:Â Booming Penerimaan Guru SD dan Kuliah di Program Studi PGSD
2. Tidak kuat mental dalam menghadapi kenakalan anak-anak usia dini
Bagi yang suka baperan, memang harus belajar untuk menanggalkan sikap itu kalau mau mengajar di SD. Karena ada sebuah peribahasa yang mengatakan :
Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu; belajar di waktu tua bagaikan mengukir di atas air.
Apa maksud peribahasa di atas?
Maksudnya adalah mendidik anak-anak itu bagaikan "mengukir di atas batu". Keras, susah, penuh perjuangan, namun hasil didikan terlihat jelas, karena anak-anak usia dini itu bagaikan kertas putih polos. Masih murni, belum terkontaminasi kesusahan di dalam dunia.