Terkadang, saya menyesali hidup, kenapa saya tidak mengenal manfaat dan kesenangan dalam berlari sejak dini. Namun seperti kata banyak orang, "Lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali."
Riwayat kehidupan saya yang menyebabkan saya baru mengenal pentingnya lari saat dewasa.
Dulu, sewaktu saya masih siswa SMP, ada seorang dokter yang mendiagnosa kalau saya mengidap penyakit rematik jantung, sehingga beliau menganjurkan saya untuk tidak boleh mengerjakan pekerjaan atau olahraga yang terlalu berat.
Ayah saya tidak percaya dengan diagnosa dokter tersebut. "Ah, salah diagnosa itu. Di keluarga kita, tidak pernah ada yang mempunyai riwayat penyakit rematik jantung."
Namun, di benak saya waktu itu, ketakutan akan terkena serangan jantung membuat saya sangat berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu, termasuk sewaktu mengikuti pelajaran olahraga di sekolah.
Sampai lulus SMA, ketakutan itu masih menghantui, meskipun sebenarnya, kalau diingat-ingat, ketakutan itu tak beralasan, karena semasa SMP dan SMA, saya bersepeda ke sekolah. Waktu itu, tak terpikir, kalau bersepeda dalam jarak jauh dari rumah ke sekolah saja bisa saya lakukan. Itu berarti jantung saya tidak apa-apa.
Sewaktu saya kuliah pada semester satu di tahun 1994, ada salah satu buku kakak perempuan saya yang menarik minat saya. Judul yang antik, yang membuat saya berpikir tentang senam aerobik. Ternyata dugaan saya salah.
Di buku itu, saya menemukan bahwa ternyata lari, renang, dan bersepeda, ketiga cabang olahraga ini memberikan nilai lebih dalam memberikan pengaruh yang sangat baik bagi jantung dan paru-paru, karena aerobik sendiri berarti "dengan oksigen". Tiga cabang olahraga ini sangat bermanfaat dalam menjagaKarena saya tidak mempunyai uang berlebih untuk melakukan olahraga renang, apalagi bersepeda, larilah yang menjadi tujuan saya. Untuk membuktikan kepada diri sendiri, bahwa diagnosa dokter yang dulu memeriksa saya bahwa saya mengidap penyakit rematik jantung itu tidak benar.
Untungnya, ada program latihan lari di dalam buku ini, yang mengarahkan mulai dari berjalan terlebih dulu, sampai lambat laun meningkat menjadi lari tanpa henti.