Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menulis, Memang Butuh Perjuangan untuk Menguasainya

26 April 2019   09:14 Diperbarui: 26 April 2019   09:38 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : www.wanderlust.co.uk

Semua keahlian membutuhkan waktu, proses untuk menguasai. Bermain gitar sebagai contoh. Terkadang saya merasa bahwa bermain gitar tidak memberikan manfaat finansial untuk saya, namun saya tetap berusaha untuk berlatih, karena, selain saya memang suka main gitar, juga karena saya melayani pekerjaan Tuhan di komunitas sel gereja saya sebagai pemain musik, dalam hal ini pemain gitar.

Permainan gitar saya memang masih jauh dari oke. Masih terus belajar ^_^.

Begitu pula dengan menulis. Saya suka menulis, karena menulis bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Kalau dulu saya suka membawa buku-buku kecil yang saya buat sendiri dari kertas HVS Folio, dan menulis kapan saja dan dimana saja, sampai-sampai beberapa teman saya menganggap saya aneh, namun saya tidak peduli. Karena memang saya ingin menjadi penulis. 

Beberapa buku kecil yang tersisa ^_^ - dokpri
Beberapa buku kecil yang tersisa ^_^ - dokpri

Sekarang saya lebih banyak menulis menggunakan laptop dan hape, terutama hape, karena dengan hape, saya lebih mudah menulis kapan saja dan dimana saja, bahkan di saat sedang berbaring di tempat tidur sekalipun. 

Terkadang, ada rasa jenuh dalam menulis. Memang wajar kalau itu muncul dalam benak, karena menulis identik dengan kesendirian. Saya perlu konsentrasi saat menulis. Di kondisi bising atau dalam keramaian, susah bagi saya untuk menuangkan isi pikiran. Namun saya belajar menulis di tempat-tempat umum, seperti pusat perbelanjaan, menggunakan waktu secara produktif. Sayang kalau waktu dibuang percuma ^_^.

Apalagi ada pekerjaan utama yang bisa dikatakan tidak ada sangkut pautnya dengan tulis menulis secara langsung. Saya mengatakan begitu, karena mengajar bahasa Inggris tentu saja tidak menjurus langsung pada menulis. Berbeda dengan profesi jurnalis, novelis atau cerpenis, yang memang sangat gamblang dengan dunia tulis menulis. 

Saya tetap menulis, baik itu artikel, esai, puisi (ini yang paling banyak ^_^), cerpen, dan lain-lain. 

Saya tetap menulis karena ada 3 alasan yang mendasari.

Pertama, menyampaikan pendapat ke dunia. 

Orang tidak akan tahu pendapat saya, kalau saya tak pernah menyampaikannya. Dengan adanya teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini, menyampaikan pesan bisa lewat berbagai cara. 

Ada yang menyampaikan lewat video yang diunggah ke youtube (Gara-gara saya mengunggah permainan gitar saya ke youtube, banyak teman SMP saya jadi tahu kalau saya bisa main gitar klasik. Untungnya, saya tidak sempat tampil gitaran di reuni bulan Februari barusan karena sudah terlalu malam untuk show ^_^).

Ada yang menyampaikan dalam bentuk rekaman suara di podcast (Saya juga akan mencoba cara ini. Tunggu tanggal mainnya ^_^).

Ada yang menyampaikan lewat tulisan di blog atau media sosial. Cara ini yang bagi saya menyenangkan, karena selain fleksibilitas menulis, juga tak perlu peralatan mahal untuk menulis. Dengan hape, saya pun bisa langsung menulis. Berbeda waktu membuat video untuk youtube. Banyak peralatan yang harus saya persiapkan, dan situasi yang harus diatur sedemikian rupa, sehingga pas sewaktu rekaman. Belum lagi, proses peng-edit-an yang rumit. 

Dengan hape, saya tinggal menulis, dan setelah tulisan selesai, saya membaca ulang sekitar tiga sampai empat kali atau lebih, untuk mencari kesalahan ketik (typo) atau sekiranya ada kata-kata yang harus dihapus, dan mengganti dengan kata-kata yang lebih tepat. 

Setelah selesai revisi, baru ditayangkan di blog, misalnya di Kompasiana (very recommended ^_^).

Menjadi hal yang menyenangkan, waktu artikel yang ditulis mendapat apresiasi. Banyak orang merasa mendapat manfaat dari artikel yang ditulis, bagi saya, adalah penghargaan yang tak terkira. Ternyata pendapat, buah pikiran saya berguna. Seandainya saya tidak menuangkan dalam bentuk tulisan dan menayangkan di blog, dunia tidak akan tahu isi pikiran saya.

Bagaimana dengan Anda? Anda tidak atau belum menuliskan gagasan Anda dan menayangkan di blog? Segeralah menulis dan menayangkan. Siapa tahu bisa bermanfaat dan menginspirasi banyak orang ^_^

Kedua, belajar mengutarakan ide secara jelas. 

Sebagai guru, menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik secara jelas adalah keniscayaan. Makanya, guru perlu menulis rencana pelaksanaan pembelajaran (rpp), supaya jelas urutan-urutan dalam proses belajar mengajar. 

Sayangnya, dengan alasan sibuk, kebanyakan guru tidak membuat rpp (Tidak semua guru. Ada beberapa guru yang berkualitas.). Mereka mengunduh dari internet, dan waktu disupervisi, mereka mengatakan kalau rpp-rpp itu adalah karya mereka. 

Yang parahnya, mereka pun tetap mengajar dengan metode ceramah, meskipun sudah mendapat berbagai pelatihan perihal mengajar yang efektif. 

Dan yang terlebih parah adalah kebanyakan para guru tidak suka menulis, padahal mereka tahu kalau nilai dari karya tulis sangatlah besar dalam menentukan kelulusan sertifikasi guru. 

"Saya kerja sampai malam hari," alasan dari guru laki-laki. 

"Sibuk mengurus anak dan keluarga," alasan dari guru perempuan. 

Sebetulnya semua orang punya waktu yang sama yaitu 24 jam. Untuk permulaan, supaya kebiasaan menulis terbangun, 15 menit sehari bisa dilakukan setiap hari. Kalau sudah terbentuk kebiasaan, tambahkan waktunya. 

Manfaatkan juga waktu kosong untuk menulis. Misalnya waktu menunggu anak pulang dari sekolah. Daripada melamun di luar pagar sekolah, kenapa tidak menulis di hape sambil menunggu anak keluar dari gerbang sekolah? 

Yang menjadikan menulis penting bagi saya adalah saya belajar mengutarakan ide dengan jelas. Karena sebagai guru, pesan yang disampaikan harus jelas, sehingga tidak membingungkan peserta didik. Tidak cukup hanya dengan menulis rpp saja. 

Menulis melatih saya untuk menyampaikan pesan dengan jelas. Saya merasakan manfaat dari menulis ini sewaktu mengajar. Saya bisa menyampaikan materi ajar dengan baik, sehingga peserta didik lebih cepat memahami, dan saya percaya, kemampuan saya untuk menjelaskan dengan baik tidak terlepas dari kebiasaan saya yaitu menulis.

Ingin supaya Anda menyampaikan ide dengan jelas? Menulislah. 

Ketiga, berhubungan dengan bisnis online yang sedang saya tekuni sekarang. 

Saya mempunyai bisnis online saat ini, dan juga blog tentang bisnis online. Meskipun belum berkembang secara maksimal karena kesibukan saya dalam mengajar, namun tak dipungkiri kalau saya ingin, dari hobi menulis, saya bisa mendapatkan penghasilan. Karena hidup dari hobi yang dibayar itu terasa nikmat. Bekerja bukan karena paksaan, tapi karena cinta. 

Menulis tanpa henti

Saya akan terus menulis selama masih bisa. Karena saya sendiri pun merasa masih belum menguasainya. Butuh proses panjang untuk itu. 

Meskipun terkadang muncul rasa malas, jenuh, merasa kemampuan tak berkembang, saya akan terus menulis. Dan untungnya, hobi menulis itu tidak ada kata pensiun. Berbeda dengan hobi jogging, kalau sudah tua dan tak kuat lagi kaki-kaki ini untuk berlari, mau tidak mau harus pensiun lari. Menulis tak kenal kata pensiun, malah bagus kalau terus dilakukan, untuk mencegah pikun. 

Menulis tanpa henti untuk menguasai kemampuan menulis. Suatu saat, ada beberapa buku yang saya ingin terbitkan. Itulah impian saya. Mudah-mudahan segera terwujud. 

Bagi Anda, semoga tidak ragu lagi untuk menulis. 

Sudah punya hobi menulis? Marilah kita berbagi wawasan dan pengalaman di Kompasiana, supaya budaya menulis bisa menjadi budaya yang mendarah daging di Indonesia. 

Salam Kompasiana. 

*

Samarinda, 26 April 2019

Anton

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun