Dalam beberapa situasi, sugar coating ringan bisa dipandang sebagai etika komunikasi untuk menjaga hubungan. Namun, pimpinan harus mampu menarik garis batas, sugar coating yang masih dalam tahap kesopanan boleh ditoleransi, tetapi jika sudah berubah menjadi penjilatan demi kepentingan pribadi, itu harus segera dihentikan. Dengan ketegasan semacam ini, pimpinan bisa menjaga tim agar tetap berintegritas tanpa kehilangan kehangatan dalam hubungan kerja.
Dari sudut pandang pimpinan, menghadapi bawahan yang gemar sugar coating adalah tantangan komunikasi yang tidak bisa diabaikan. Kuncinya ada pada keseimbangan dalam memahami motif dengan empati, sekaligus menjaga ketegasan agar budaya kerja tetap sehat. Dengan membangun suasana yang aman untuk berbicara jujur, memberi contoh dalam menerima kritik, seorang pimpinan dapat menciptakan lingkungan kerja yang transparan, produktif, dan saling percaya.
Sugar coating mungkin terasa manis di telinga, tetapi keputusan besar dalam dunia kerja tidak bisa hanya bergantung pada kata-kata manis. Seorang pimpinan yang bijak tahu bahwa kejujuran, meski pahit, jauh lebih bermanfaat bagi perkembangan tim.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI