Belanja online bukan lagi sekadar sebuah kebutuhan, tetapi telah menjadi bagian dari gaya hidup bagi sebagian orang. Tinggal duduk manis di rumah, transfer pembayaran dan produk yang diinginkan tiba di rumah. Apalagi kami yang berdomisili di Pulau Buru, jauh dari pusat distribusi nasional. Tidak semua produk yang diinginkan dan butuhkan ready stock di store para distributor.
Namun bagi kami yang tinggal di Pulau Buru, Maluku, Indonesia Timur tidak semanis itu jika hendak berbelanja online. Pulau Buru yang secara goegrafis berada di wilayah kepulauan, dikelilingi laut dan jauh dari pusat distribusi nasional ini, ongkos kirim lebih mahal daripada produk yang dibeli sudah menjadi perihal lumrah. Berbeda dengan penduduk di kota, konsumen di Pulau Buru harus menunggu paket kiriman yang tertahan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, tergantung jadwal kapal dan cuaca.
Tetapi di tengah semua keterbatasan itu, ditemukan satu nama yang selalu hadir tanpa drama dan tanpa kompromi yaitu ekspedisi JNE. Ekspedisi ini menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup hingga ke penjuru negeri.
Belanja Online di Pulau Buru, Ongkir Tak Ramah
Saya tinggal di sebuah desa di Pulau Buru. Akses ke banyak hal masih terbatas, mulai dari produk sehari-hari, bahan bacaan, hingga perlengkapan kerja. Solusi satu-satunya adalah belanja online yang produsen dan distributornya dari Indonesia bagian Barat. Tapi setiap kali sampai ke halaman checkout di suatu platform belanja, saya harus menahan napas: ongkos kirim bisa mencapai dua kali lipat dari harga barang/produk.
Beli buku 70 ribu, ongkir 100 ribu.
Beli jilbab 50 ribu, ongkir 80 ribu.
Bahkan untuk barang kecil seperti flashdisk, saya harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk ongkirnya.
Solusi murahnya? Ya, jastip. Di Pulau Buru ada jasa titipan yang berbasis di Surabaya dan Ambon. Produk yang dibeli akan dikirim ke Alamat jastip di Surabaya atau Ambon. Otomatis ongkir jauh lebih murah. Dari Alamat tujuan jastip, produk akan diangkut dengan kapal ke Pulau Buru ke alamat pemilik jasa titipan di Pulau Buru. Konsumen cukup membayar 13 ribu sampai 25 ribu per kilo/paket. Termasuk muraah jika dibanding dikirim langsung dari Pulau Jawa ke Pulau Buru. Tetapi kekurangannya adalah durasi atau waktu tunggu yang sangat lama. Kiriman baru bisa datang setelah kapal sandar, dan itu bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Gratis Ongkir yang Langka ke Timur
Saya adalah penulis. Buku adalah bagian dari hidup saya. Suatu hari, penerbit tempat saya bekerja sama menerbitkan naskah yang memuat karya saya. Saat saya menyebutkan alamat pengiriman buku: Namlea, Pulau Buru, pihak penerbit sempat merasakan sesuatu yang berbeda.
"Biasanya kami kirim ke kota besar. Tapi tenang, kami pakai JNE."
Awalnya saya deg-degan. Dalam pengalaman sebelumnya, beberapa ekspedisi membutuhkan waktu pengiriman yang lama. Dalam waktu kurang dari seminggu, saya menerima notifikasi: paket Anda sedang diantar.
Sore itu, kurir JNE datang dengan motor, menyeberangi jalanan tanah menuju Lorong rumah saya, membawa satu dus berisi buku yang saya nantikan. Dan entah mengapa, rasanya seperti menerima hadiah.