Bapak/Ibu Guru di sekolah yang identik dengan pakaian seragam resmi yang kesannya kaku. Jika keluar dari aturan berseragam akan dianggap bertolak belakang dengan tata tertib berpakaian di sekolah. Adakalanya justru penampilan guru di sekolah begitu membosankan karena pakaian itu-itu lagi yang dikenakan.
Sejatinya guru di depan kelas adalah model bagi siswa-siswinya di ruangan tersebut. Jika pandangan pertama yaitu penampilan guru tidak menarik, siswa sudah bosan duluan sebelum mengikuti pelajaran.
Sebagai guru, pandai-pandailah berpenampilan menarik untuk memikat pandangan pertama siswa. Tentunya tidak harus keluar dari pakem aturan berpakaian yang berlaku. Saltum atau salah kostum jangan sampai terjadi pada seorang guru, atau nanti akan jadi bahan perhatian karena tampak aneh dan berbeda sendiri. Seorang guru patut memahami seragam ketentuan yang berlaku di lingkup dinas atau kebijakan sekolah masing-masing.
Bersih dan Telah Disetrika
Pakaian bersih, wangi dan tidak kusut akan menjadi kesan dasar penampilan seorang guru.Bisa dibayangkan jika pakaian seorang guru yang hendak menjadi model para siswanya di depan kelas berpakaian kusam, kusut sana-sini dan bau tak sedap. Tak harus selalu pakaian baru atau berwarna masih ngejreng, cukup bersih dan wangi.
Pakaian bersih, halus dan wangi juga dapat menambah rasa percaya diri guru. Rasa percaya diri seorang guru dapat berpengaruh pada proses menyampaikan ilmu.
Ukuran Sopan yang Sesuai dengan Tubuh
Mengenakan pakaian yang sesuai dengan ukuran tubuh menjadi poin penting. Tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Pakain yang terlalu ketat atau terlalu longgar bukan berarti tidak menarik perhatian para siswa (justru sangat menarik karena aneh), tetapi juga akan menjadi bahan lelucon di antara mereka.
Mengenakan pakaian yang terlalu fit di tubuh tidak begitu baik jika dinilai dari segi kesopanan. Jangan sampai terdapat bagian tubuh guru yang harusnya tertutup menjadi tersibak.
Begitu juga dengan penggunaan pakaian yang terlalu kebesaran jauh melebihi ukuran badan akan merusak estetika berpakaian. Pakaian yang terlalu kebesaran yang tak sesuai akan tampak tidak rapi dan tidak menarik dilihat.
Menambahkan Aksesori Pelengkap Busana
Seragam guru yang sudah pakem dengan aturan, biasanya terasa membosankan. Secara reguler dari Hari Senin hingga Sabtu sudah ditentukan seragamnya. Dari ketentuan berpakaian yang terasa membosankan ini, guru dapat mempercantik dan membuat tampilan lebih menarik dengan menambahkan aksesori pada busana atau sekadar pelengkap busana.
Misalnya, Ibu Guru yang mengenakan hijab, dapat melengkapi hijab dengan pin/bross cantik. Ibu guru juga dapat melengkapi penampilan dengan gelang dan cincin yang akan menjadikan tampilan semakin fashionable. Untuk Bapak Guru dapat melengkapi penampilannya dengan arloji di tangan.
Menggunakan Sepatu yang Pantas dan Nyaman
Sepatutnya seorang guru mengenakan alas kaki berupa sepatu. Jenis sepatu yang resmi atau semi resmi menjadi ciri khas seorang guru. Sebisa mungkin hindari sepetu dengan ujung terbuka atau menyerupai sandal. Untuk Ibu Guru, demi kenyamanan kurangi panjang heels pada sepatu, tiga senti sudah cukup. Ibu Guru akan berlama-lama berdiri di depan kelas atau bahkan berkeliling kelas, maka penggunaan sepatu high heels yang terlalu tinggi akan mengganggu kenyamanan dan mengakibatkan mudah Lelah. Bisa jadi Ibu Guru akan sering duduk di kursi guru. Guru yang terlalu lama menghabiskan waktu duduk akan mengurangi motivasi siswa dalam belajar. Menjelaskan/mempresentasikan materi dengan cara duduk tidak efektif bagi ketertarikan siswa.
Tatanan Rambut Rapi dan Makeup Sederhana
Bagi Bapak/Ibu guru yang selalu tampil di paling depan kelas, tatanan rambut sebagai mahkota adalah pusat perhatian paling penting. Tatanan rambut rapi dan simple sangat memungkinkan dapat menyita perhatian siswa untuk semangat memulai belajar. Hindari potongan rambut gondrong untuk Bapak Guru karena terkesan urakan dan tidak rapi. Begitupun dengan model gaya rambut, carilah potongan yang rapi dan terkesan sopan.
Untuk Ibu Guru perlu memoles makeup tipis untuk memberikan kesan segar dan tidak pucat. Sekadar bedak, lipstik dan melukis alis sudah cukup. Jika tidak merias wajah sama sekali, akan tampak pucat, kusam, kering dan tidak menarik dipandang oleh siswa.
Sebagai model di kelas bukan berarti para guru berlomba-lomba dengan penampilan fisiknya atau bersaing dengan guru-guru lain. Skill mengajar, mendidik dan menanamkan karakter jauh lebih penting dari segalanya, tetapi penampilan/fashion seorang guru adalah penunjang berlangsungnya proses belajar mengajar dan menerapkan pendidikan karakter.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI