Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saling Tolong Menolong Tak Perlu Persoalkan Latar Belakang

4 Desember 2022   08:05 Diperbarui: 4 Desember 2022   08:12 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian Indonesia - jalandamai.org

Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial. Karena itulah tidak ada satupun manusia di bumi yang mampu hidup sendiri. Tidak ada satupun manusia di bumi ini yang mampu memenuhi kebutuhan dan kehidupannya sendiri. Antar sesama manusia saling membutuhkan. Semangat gotong royong yang diadopsi dalam nilai kearifan lokal masyarakat Indonesia, pada dasarnya juga menjawab bahwa manusia harus saling membantu, saling tolong menolong dan sebagainya.

Budaya saling membantu di Indonesia pada dasarnya bukanlah hal yang baru. Jika kita melihat budaya yang berkembang dari Aceh hingga Papua, saling membantu menjadi rutinitas yang bis akita lihat hingga saat ini. Tidak peduli siap yang membantu atau siapa yang dibantu. Jika didepan kita ada yang membutuhkan pertolongan, langsung saja keluar pertolongan tersebut.

Aktifitas bantu membantu ini juga seringkali kita lihat dalam setiap bencana yang terjadi di Indonesia. Di masyarakat Jawa, ketika ada tetangga yang punya hajat, tetangga yang lain langsung membantu tanpa harus diminta. Praktek semacam ini masih bisa kita lihat di pedesaan. Wujud saling membantu di era modern ini, bisa lihat pula dengan maraknya aplikasi untuk saling membantu antar sesama. Dengan cukup mengirim sejumlah uang atau barang, bantuan bisa langsung disalurkan.

Begitu juga dalam konteks gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Keinginan masyarakat untuk saling membantu langsung mengalir, begitu mendengar ada berita gempa. 

Bantuan ada yang digalang melalui aplikasi, ataupun kelompok-kelompok sosial. Bahkan, ada juga yang mengatasnamakan lembaga untuk menyalurkan bantuan. Tujuannya untuk apa? Tentu bermacam-macam. Ada yang murni untuk manajemen distribusi bantuan, tapi ada juga yang memang untuk eksistensi. Hal ini biasanya dilakukan oleh partai politik, agar bisa mendapatkan simpati di masyarakat.

Kenapa saya perlu membahas soal bantuan ini? Karena di Cianjur kemarin muncul pemberitaan penolakan warga soal logo gereja di tenda pengungsian. Sampai akhirnya dimunculkan sentimen adanya upaya kristenisasi di lokasi bencana. Munculnya sentimen tersebut jelas bisa mengganggu semangat untuk saling membantu antar sesama. 

Adanya logo gereja, bisa jadi hanyalah bagian upaya dari manajemen distribusi bantuan. Sama halnya munculnya bendara-bendara partai, yang sering kita temukan di lokasi bencana, atau logo lembaga-lembaga kemanusiaan yang lain.

Tak lama setelah munculanya sentimen kristenisasi tersebut, muncul lagi sentimen khilafah. Bencana alam yang terjadi di Cianjur terjadi karena pemerintah tidak menerapkan sistem khilafah. 

Hal ini sungguh sangat menyesatkan. Jelas tidak hubungannya antara bencana alam dengan khilafah. Jika kita melihat polanya, tidak menutup kemungkinan sentimen kristenisasi dimunculkan oleh kelompok radikal, untuk memprovokasi masyarakat. Namun biarlah hal ini menjadi urusan yang berwajib untuk mengusutnya. Masyarakat harus lebih bijak dan cerdas dalam menyikapi setiap informasi yang berkembang.

Mari bersosial media yang bijak. Ingat, dalam bermedia sosial pun juga punya adabnya. Dan sebagai seorang muslim, dalam bermedia sosial juga harus adabnya. Karena seorang muslim harus punya adab yang baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun