Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Calon Pemimpin Memutus Praktik Politik Identitas

18 Juni 2022   12:57 Diperbarui: 18 Juni 2022   13:00 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompas.com

Pemerintah akan menggelar pesta demokrasi pada tahun 2024, namun geliatnya sudah tampak akhir-akhir ini ditandai dengan deklarasi pencapresan oleh relawan pendukung masing-masing capres.

Pengibaran bendera yang mirip HTI dalam acara deklarasi salah satu kandidat capres merupakan suatu hal yang patut kita cermati bersama karena kita semua tidak ingin apa yang terjadi dalam pilkada, pileg dan pemilu kurun waktu 2017 sampai dengan 2019 terulang kembali.

Organisasi terlarang tersebut merupakan organisasi radikal yang kaitannya sangat erat dengan praktik politik identitas, maka dari itu ada pertimbangan tersendiri ketika masyarakat menilai pengibaran bendera yang mirip HTI pada acara deklarasi salah satu kandidat capres merupakan pertanda praktik politik identitas akan kembali menjadi komoditas di tahun politik 2024. Reaksi tersebut merupakan bagian dari tumbuhnya kesadaran masyarakat, mungkin yang timbul dalam ingatan mereka adalah anarkis dan keonaran kelompok yang biasa mengusung simbol tersebut.  

Sebuah peran politik identitas dalam panggung pemilihan menerapkan sistem yang terstruktur dan terorganisir dengan melakukan siasat membawa individu agar bisa meraih suara terbanyak.

Berbicara mengenai praktik politik identitas tentu saja kita akan melibatkan aktor yang memainkan peran maupun sutradara dibalik aksinya. Tim sukses merupakan sutradara handal dibalik drama politik identitas yang terjadi, sedangkan aktornya bisa jadi relawan yang memang sudah di plot dalam alur cerita, atau bisa jadi pendukung atau simpatisan yang tersulut api kebencian settingan, untuk meraup suara. Para tokoh politik berperan sebagai produser yang membiayai drama politik identitas. Dalam kasus pemilihan yang lebih tinggi tingkatannya, mereka yang memiliki kepentingan bertindak sebagai produser agar kepentingan mereka menjadi agenda setelah terpilihnya sang pemimpin.  

Alur drama tersebut bak tayangan langsung yang kadang diluar skenario, rentan penyusup dan bisa tidak terkendali. Selagi para aktor politik menghalalkan segala cara untuk berkuasa, maka mereka tidak pernah berpikir akan resiko yang merugikan hajat hidup orang banyak kedepannya. Mereka tidak pikir panjang akan efek dari transaksi dukungan yang mereka peroleh walaupun mengoyak persatuan atau menggadaikan ideologi. Atau jangan-jangan mereka memang tidak punya otak untuk berpikir. Antara nafsu berkuasa yang tak terbendung atau tidak punya otak sama berbahayanya.

Bagaimana pemimpin bersikap akan berimbas kepada mereka yang dipimpin. Untuk itu bekal menjadi pemimpin tidak hanya program dan visi misi. Akhlak dan adab yang baik merupakan modal utama seorang pemimpin dalam menterjemahkan program dan visi misinya. Akhlak dan adab merupakan cerminan dari seseorang baik itu pendidikan maupun agamanya yang dapat dijadikan tolak ukur kepribadiannya. 

Bagaimana akhlak dan adab dapat membawa kepada puncak kepemimpinan dan kedamaian telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam kepemimpinannya. Keberhasilan Rasulullah SAW dalam kepemimpinan meliputi segala aspek atau bidang, beliau berhasil sebagai pemimpin keluarga, pemimpin agama, pemimpin negara, pemimpin politik maupun militer, dll. Rasulullah SAW adalah pemimpin yang tidak ada bandingannya karena kepemimpinan beliau sebagai contoh dan teladan bagi umatnya dan diakui oleh musuhnya. Tiada permasalahan yang tiada terpecahkan. Beliau selalu menjaga keseimbangan yang ada, mengendalikannya dengan penuh tata tertib dan tanggung jawab serta tidak terlepas dari kebijaksanaan

Jikalau terasa begitu berat dalam mencontoh semua akhlak Rasulullah SAW, mungkin kita dapat meneladani salah satu sikap ulama Alm. Syech Ali Jaber dalam mencontoh Rasulullah SAW ketika dirinya menjadi korban penusukan di salah satu acara yang beliau hadiri. Tanpa amarah ataupun berburuk sangka apalagi menerka-nerka siapa yang menyuruh atau apa motifnya? Beliau dengan bijaksana memastikan si pelaku tidak menjadi korban main hakim sendiri, beliau menunggu sampai si pelaku benar-benar aman barulah beliau memikirkan pengobatan untuk dirinya. Beliau rela datang ke Dedy Corbuzier podcast memastikan bahwa dirinya baik-baik saja dalam rangka untuk mencegah tindakan anarkis atas nama pembelaan terhadap beliau.

Wahai para calon pemimpin, bisakah anda semua bertindak ksatria untuk memutus praktik politik identitas?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun