Konflik di Palestina telah mengundang perhatian semua pihak. Begitu juga dengan konflik di Suriah, ataupun negara timur tengah lainnya. Konflik di negara-negara tadi telah dimaknai sebagai konflik agama. Antara konflik muslim dan non muslim. Antara muslim dan Yahudi. Atau muslim dan Nasrani. Padahal, bisa jadi konflik yang terjadi itu tidak sepenuhnya atas nama agama, tapi juga dipengaruhi oleh kepentingan politik lokal.
Pertempuran di Suriah misalnya, dimaknai sebagai serangan terhadap umat Islam. Karena itulah, umat Islam seluruh di dunia harus saling membantu, dan berjuang bersama demi tegaknya agama. Angle semacam ini akhir-akhir ini memang sering kita temui di dunia maya. Membantu kaum muslim yang tertindas. Dalam konteks membantu, sebenarnya tidak ada yang salah. Agama apapun menganjurkan para pemeluknya untuk saling membantu antar sesama. Tapi terkadang banyak diantara kita begitu ragu. Bagaimana kalau bantuan itu dimanfaatkan untuk kepentingan yang lain?
Pertanyaan diatas bisa jadi dirasakan oleh semua orang. Mengingat pihak-pihak yang merasa tertindas saat ini, dulunya sempat menindas kelompok yang lain juga. Sebut saja apa yang terjadi pada kelompok ISIS. Dulu mereka menguasai sebagian besar Suriah, dengan konsep khilafah. Meski mereka mengklaim hal ini sesuai ajaran Islam, faktanya perilaku mereka seperti pihak yang menindas. Media sering memberitakan mengenai teror yang sering mereka lakukan. Hampir setiap hari, ada saja kepala umat muslim yang dipenggal, hanya karena perbedaan pendapat. Banyak wanita yang diperkosa, anak-anak sudah diajari perang, dan berbagai perbuatan keji lainnya.
Kini, ketika pasukan sekutu terus menyerang, dan sebagian kembali mengambil alih kekuasaan ISIS, mulai muncul istilah kelompok muslim terus ditindas oleh barat. Persoalan politik lokal kemudian bergeser menjadi persoalan konflik agama. Mulai banyak muncul penggalanangan dana dimana-mana, agar membantu kaum muslim yang tertindas. Dalam konteks ini, mungkin sebagian besar orang dipenuhi tanda tanya, seperti pertanyaan diatas.
Mari, umat muslim yang ada di wilayah lain melihat hal ini secara obyektif. Mari kita saling bantu membantu antar sesama, tanpa harus melihat latar belakangangnya. Mau orang yang tertindas atau yang tidak, mau muslim atau non muslim, mau laki atau perempuan, semuanya wajib dibantu kalau memang membutuhkan pertolongan. Karena saling tolong menolong dianjurkan oleh Al Quran, dan sering dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Namun pada kesempatan kali ini, jangan dibelokkan keinginan orang yang ingin membantu, dengan istilah kelompok tertindas atau penindas. Mari kita melihat secara obyektif. Kaum muslim yang mungkin saat ini tertindas, bisa jadi karena konflik lokal mereka yang masih belum berkesudahan. Dulu ada ajakan membantu kaum muslim di Suriah, tapi kemudian publik berteriak, bagaimana menjaga bantuan dunia kepada Suriah agar benar-benar dimanfaatkan kepada yang berhak. Mengingat daerah tersebut sebagian masih di kuasai ISIS. Sekarang, mulai muncul membantu keluarga mujahid, yang menjadi korban kekejaman kaum barat.
Ayo kita cerdas menyikapi semua ini. Kewajiban saling membantu, tidak perlu dibumbui pernyataan kebencian antara timur dan barat, antara muslim dan non muslim, atau yang tertindas dan penindas. Mari saling membantu murni karena Allah. Karena membantu yang murni karena Allah, akan mendapatkan berkah yang melimpah pula dari Allah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI