Mohon tunggu...
Halim Pakaya
Halim Pakaya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas Negeri Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi Masyarakat Gorontalo Molanggu Ditinjau dari Perspektif Antropologi Kesehatan Masyarakat

3 Mei 2023   15:27 Diperbarui: 3 Mei 2023   15:33 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia telah dikenal dengan negara kepulauan yang memiliki kekayaan dalam keanekaragaman suku, budaya, ras, dan kebiasaannya. Dari setiap suku dan budaya yang dimiliki Indonesia, tidak heran jika banyak juga keanekaragaman tradisi yang lahir dari setiap budaya tersebut dan dinilai sebagai bentuk dan identitas dari setiap masing-masing suku dan ras. Dalam bukunya, Kuntowijoyo mendefinisikan bahwa tradisi merupakan kebiasaan yang dianut oleh suatu kelompok tertentu, yang sudah ada sejak dulu, namun benar-benar ada dan masih dipertahankan hinga saat ini, dan dianggap sebagai warisan dari leluhur kelompok tersebut. Hal ini juga termasuk dalam tradisi pengobatan. Setiap suku dan ras mempunyai cara tersendiri dalam melakukan pengobatan tradisional, yang dijalankan sesuai dengan kebiasaan, nilai dan norma dalam suku tersebut. 

Sebagai ilmu yang mempelajari tentang aspek manusia, antropologi menadi aspek yang penting untuk memunculkan kajian-kajian berupa begitu banyaknya aspek dalam diri manusia yang secara otomatis ddapat memerikan jalan untuk munculnya kajian ilmu lain, sesuai dengan aspek yang menjadi titik fokus. Termasuk dalam pandangan kasus ini, peran kajian antropologi sangat penting untuk melihat seberapa besar pengaruh dari kebiasaan-kebiasaan yang muncul dari tradisi sehingga baik secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi pada aspek yang lain. 

Di era sekarang ini, sistem pengobatan tradisional sebagai kebiasaan dari masyarakat tersebut banyak mendapat perhatian, kerena ditengah kemajuan perkembangan teknologi yang sudah sedemikian modern, pengobatan tradisional tidak hanya digunakan namun tetap bertahan sampai sekarang mendampingi sistem pengobatan modern. 

Dalam kosmologi masyakat nusantara, manusia mempunyai dimensi raga, jiwa dan sukma. Sehingga keseimbangan tidak hanya pada fisik saja melainkan juga Tuhan, Roh, dan Supranatural. Penyembuhan penyakit harus mencakup keseluruhan elemen manusia baik itu fisik/lahir, maupun gaib/batin. Dalam pengobatan medis, memandang penyakit hanya sebagai kelainan biologis dari organ-organ tertentu. Sedangkan dalam pengobatan tradisional, lebih dari biologis saja, melainkan juga melibatkan aspek spiritual, psikologis dan sosial atau yang dikenal dengan holistic. 

Di Gorontalo sendiri terdapat tradisi unik yang menjadi kebiasaan masyarakat Gorontalo dan sudah ada sehak zaman leluhur. Tradisi ini dinamakan tadisi "molanggu". Detengah kemajuan perkembangan pengobatan medis yang ada di masa ini, sebagaian besar masayrakat Gorontalo masih mempertahankan tradisi "molanggu" tersebut. 

Masyarakat Gorontalo percaya bahwa beberapa gejala dan penyakit yang dirasakan seperti, sakit perut, lemas, demam, mual munta, dan lan lain-lain tidak hanya disebabkan oleh pengaruh medis saja. Namun adanya gangguan dari makhluk halus dan roh jahat yang katanya secara tidak sengaja bertemu dengan orang sakit tersebut. tradisi ini dilakukan dengan cara mengupulkan beberapa helai rambut dibagian tengah, kemudian ditarik perlahan dan dilakukan berulang kali hingga berbunyi. Jika rambut yang ditarik tersebut berbunyi saat diucapkan nama roh halus, maka konon katanya orang yang sakit itu diganggu oleh roh halus tersebut. tradisi ini hanya bisa dilakukan oleh tetuah perempuan atau uang dikenal dengan "hulango". 

Hingga saat ini, tradisi tersebut masih sangat dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit dan gangguan makhluk halus. Meskipun terkesan tidak masuk akal apabila jika ditinjau dari sisi medis, namun percaya atau tidak, orang yang sudah dilakukan "molanggu" beberapa saat kemudian akan merasa sehat seperti sediakala walaupun tanpa mengonsumsi obat-obatan. Kebiasaan dan bukti-bukti yang sudah ada inilah yang kemudian menjadika masyarakat Gorontalo lebih percaya metode pengobatan ini, dibandingkan harus datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan dan pengobatan medis. Pada tahun 2014 pun, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sudah mencatat tradisi "molanggu" ini sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dengan domain Pengetahuan dan Kebiasaan Perilaku Mengenai Alam dan Semesta. 

Ada beberapa faktor yag menjadikan budaya Indonesia, seperti pengobatan mistis dan tradisional, seperti tradisi "molanggu" dari Gorontalo ini, masih mendapatkan kepercayaan kuat ditengah masyarakat. Faktor utama yang menjadi pengaruh kuat yaitu adanya budaya Health Belief Model. Teori Health Belief Model yang dikemukaan oleh Rosenstock, menekankan bahwa individu memiliki persepsi kerentanan terhadap penyakit yang mengancam kesehatan, sehingga dapat melakukan tindakan yang dapat mencegah ancaman dan memusnahkan penyakit yang meyerang. Model teori ini lebih menekankan pada faktor internal dari individu, dimana persepsi yang dianut oleh tiap individu tersebut menumbulkan sugesti yang sudah tertanam di alam bawah sadar, yang ada pada otak, sehingga dengan melakukan tradisi trasisi tersebut, orang akan berpikir dia sembuh sebagai pengaruh dari sugesti yang ada pada orang tersebut. 

Faktor lain yang dapat mempengaruhi berupa kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengobatan medis sebagai pengobatan berdasarkan kajian ilmiah dan perkembangan teknologi. Masyarakat tidak menyadari bahwa penyakit yang diderita sebenarnya bisa dijelaskan secara ilmiah kenapa bisa terjadi, dan pengobatan seperti apa yan dibutuhkan. Selain itu jauhnya akses ke fasilitas kesehatan utama, serta faktor ekonomi menjadi pendukung kenapa masyarakat lebih memilih pengobatan tradsisional disbanding mempertimbangkan pengobatan modern. Tidak heran jika pengobatan tradisional seperti ini masih sangat lajim ditemui di tempat-tempat pelosok daerah dan terpencil. 

Dalam antropologi kesehatan, pengobatan tradisional seperti "molanggu" dari Gorontalo ini merupakan sesuatu yang lumrah ada dan terjadi. Sistem pengobatan khususnya, dalam setiap komunitas masyarakat akan berbanding lurus dengan ketersediaan lingkungan dan fasilitas sekitar. Oleh karena tu, sebagai tradisi dan stigma masyarakat yang sudah ada sejak zaman leluhur, tugas kita hanya menjaga tradisi-tradisi tersebut jangan sampai punah ditelan zaman, karena itu mencerminkan betapa beragammnya suku dan budaya yang dimiliki Indonesia, selama tradisi tersebut tidak menyimpang dan membahayakan masyarakat. Hal lain yang kita bisa lakukan adalah untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat khususnya masyarakat yang sangat minim terjamak dengan informasi tentang perkembangan didunia kesehatan, serta memfasilitasi ketersediaan sarana kesehatan masyarakat paling tidak tingkat pertama serta medukung transportasi masyarakat untuk mencapai ke fasilitas kesehatan masyarakat tersebut. 

Oleh :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun