Mohon tunggu...
halimah tusaddiahrambe
halimah tusaddiahrambe Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa uinsu

mahasiswa UINSU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Metode Penyembuhan Penyakit Menular ala Islam

28 Agustus 2020   22:56 Diperbarui: 28 Agustus 2020   23:05 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Virus corona yang sedang melanda beberapa negara di dunia kian memanas dan membuat resah seluruh masyarakat khusunya Indonesia. Bagaimana tidak, hingga saat ini belum ada keterangan pasti mengenai obat penawar dari virus tersebut. Virus ini awalnya diketahui berasal dari kota Wuhan yang mana disana banyak konsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak bersih.

Namun di satu sisi, Dikutip dari ceramah ustad Abdul Somad mengatakan virus corona atau Covid sebagai tentara Allah untuk menolong hambanya. Dimana ketika dulu saat datang tentara Abrahah mau menghancurkan Kabbah, maka wa arsala 'alaihim thoiron ababil' (kami kirimkan kepada mereka thoiron ababil). Kemudian ditafsirkan menurut Syekh Muhammad Abduh, thoiron ababil itu adalah wabah penyakit campak bukan burung dari atas.

 Lalu, jika kita merujuk pada kajian Islam terdapat metode penyembuhan wabah penyakit menular yang sudah dilakukan sejak masa Rasulullah saw hingga para sahabat Nabi juga menerapkan hal yang sama agar wabah tersebut tidak menular menjangkit yang lainnya. Sebab metode yang dilakukan oleh rasulullah dan para sahabat adalah langkah terbaik yang pernah ada dalam sejarah Islam.

Dalam sejarah Islam juga pernah terjadi wabah penyakit menular  pada zaman rasulullah saw.  Pada saat itu bukanlah obat-obatan herbal  atau lainnya yang diutamakan, namun persoalan utama yang harus segera dilakukan adalah menerapkan  metode karantina terhadap penginap wabah penyakit.

Karantina sendiri memiliki defensi sebagai tempat pengasingan atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam suatu wilayah.

Metode karantina atau isolasi terhadap orang yang telah menderita penyakit menular pernah dilakukan Rasulullah. Pada saat itu wabah penyakitnya ialah kusta yang menular dan mematikan. Saat itu Rasulullah memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami wabah penyakit.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah Shallallahu alahi wasallam bersabda yang artinya" jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta" (HR Bukhori)

Selain hadis tersebut nabi Muhammad Shallollohu alaihi wasallam juga pernah memperingati umatnya agar tidak berada dekat dengan wilayah yang sedang terkena wabah. Dan sebaliknya jika di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar.

Hal tersebut diriwayatkan dalam hadis yang artinya "jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.

Setelah masa rasulullah, di masa khalifah Umar bin Khattab juga terdapat wabah penyakit. Dalam sebuah hadist diceritakan, Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam lalu ia mendapatkan kabar wabah penyakit. Hadis yang dinarasikan Abdullah bin Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan.

Terjemahan hadis tersebut "Umar sedang dalam perjalanan manuju Syam, saat sampai di wilayah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapatkan kabar adanya wabah di wilayah Syam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun