Mohon tunggu...
Halimah Tanbu
Halimah Tanbu Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Indonesia

Penyuka semua yang indah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sabu Hartaku

9 Juli 2020   15:20 Diperbarui: 9 Juli 2020   15:29 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berawal dari keluarga sederhana, Mila namanya berparas cantik mulus laki-lakipun terpukau dengan kecantikannya yang begitu elegensi.  Dari kecil dia hidup tidak bersama orang tuanya lantaran ekonomi yang tak mencukupi, hingga Milapun tinggal bersama neneknya. Sekolah baginya hanya sampingan mencari ijazah saja, yaa jika lulus sampai mendapatkannya tapi jika tidak apa boleh buat mending menikah. Biar tidak merepotkan nenek. Gumam Mila. Lantaran hidup yang begitu sakit keadaan tidak memungkinkan untuk aku kembali sekolah, Mila memutuskan untuk tidak bersekolah lagi akhirnya dia menikah dengan pasangannya yang bernama Hendra. Kerjanya sebagai tukang penjaga pasar yang dekat dengan rumah neneknya sendiri. Kelakuan Mila tidak bisa ditegur dikasih nasi minta sambel itulah selalu yang di lontarkan si nenek tua yang begitu sayang pada Mila. Cucunya tidak bisa mengerti apa yang telah dinasihati oleh neneknya maju apa kata dia terus. Tinggal bersama-sama masih banyak nenek yang membeli beras bahkan lauk pauk, entah kemana gajih Hendra itu ucap nenel sambil menggerutu. Kalau tidak pendapatkan ku berjualan kue bisa kami makan batu. Berapa bulan kemudian usia pernikahan Mila masih seumur jagung, namun sudah dikaruniai anak laki-laki. Mereka sepakat berpisah lantaran gajih Hendra yang tiap hari tak terlihat bahkan untuk makan masih kurang gaya gelamor Milapun yang membanting perasaan Hendra. Kali ini kedua kalinya nenek menjaga spsok anak kecil lagi sudah-sudah Mila dari kecil nenek tak habisnya menggerutu tiap hari tiap menit tapi kesayangannya pada cucunua begitu dalam seperti pelangi tak pernah hilang dari redupan hujan. Kali ini kedua kalinya Mila menemukan sosok laki-laki yang pas darinya bahkan penurut apa yang diinginkan oelh Mila. Diapun sepakat untuk menikah, laki-laki yang bernama Arin siap untuk menerima Mila apa adanya bahkan menerima anak dari suaminya terdahulu. Kehidupan mereka sangat bahagia bahkan pendapatan sehari-hari begitu membuat nenek tersenyum. Yang asalnya makan garam sekarang makan pakai daging. Itulah yang diinginkan Mila setiap harinya. Ariin bekerja sebagai penjual Sabu dimana hal itu adalah suruhan dari istrinya sendiri. Sampai mereka bisa membuat rumah yang besarnya seperti rumah istana saja rumah yang begitu megah dari rumah warga kampung lainnya. Menyawer uang bagi Mila sudah biasa, yaa Mila adalah orang terhormat. Wargapun tak ada yang tau warga hanya tau bahwa suaminya bekerja diPerusahaan besar. Namanya juha rakyat kecil apalagi kalau sudah tak punya uang gampang ditipu hahaa dasar warga kampung totollllll.. begitu senanganya Mila dan suaminya dikamar sambil menonton TV. Mereka dikaruniai 3 orang anak. Namun, siapa tak menyangka sepandai-pandainya tupai pasti terjatuh juga. Malam itu, sekitar jam 1 malam suasana hening karna orang-orang sudah pada banyak tidur. Bejejerlah polisi didepan pintu rumah Mila dengan tak sengaja Mila membuka pintu rumahnya dan langsung meangkatkan tangan, kami mencari suami anda ucap polisi. Arinpun terbangun seketika dan keluar menyerahkan tangan dan dirinya. Sementara Mila dan anak-anak hanya bisa menangis menyesali perbuatan foya-foyanya yang hanya ingin hidup kaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun