Mohon tunggu...
Halimah nur khasanah
Halimah nur khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 22107030063

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemuda sebagai Dominator pada Pemilu

8 Mei 2023   22:44 Diperbarui: 8 Mei 2023   22:51 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dokumen Pribadi

Tahun pemilu yang diadakan setiap 5 tahun sekali akan diadakan kembali pada tahun 2024, tepatnya pada bulan februari tanggal 14. Setiap orang yang memiliki KTP diwajibkan untuk memilih pemerintah daerah hingga pemerintah pusat untuk kelanjutan pemerintahan pada 5 tahun ke depan. 

BAWASLU melakukan sosialisasi di kampus UIN Sunan Kalijaga hari Jum'at pada tanggal 5 Mei 2023 dengan KPU dan KOMINFO yang melengkapi. Sosialisasi tersebut membawa tema "PEMUDA SADAR PEMILU" dengan beberapa pembicaranya yaitu Hamdan Kurniawan, S.I.P., M.A (Ketua KPU DIY), Sutrisnowati, SH., MH., M.Psi (Ketua BAWASLU DIY), Vania Yoanda N, S.I.P (Influencer), dan Syaidurrahman Alhuzaify (Presiden mahasiswa UIN Sunan Kalijaga). Forum sosialisasi tersebut dilaksakan bertempat di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga dengan mahasiswa mahasiswi UIN ilmu komunikasi sebagai peserta dari forum sosialisasi tersebut.

Sosialisasi dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran pemuda dalam memilih paslon (pasangan calon) yang akan menjadi pemerintah pada periode yang akan datang. Karena banyaknya angka pemilih dari umur generasi Z saat ini, maka perubahan akan berada di tangan generasi pemuda. Pemilihan ini merupakan salah satu kontribusi para pemuda dan masyarakat untuk ikut andil dalam jalannya pemerintahan secara langsung. 

Source: kendaripos - Fajar
Source: kendaripos - Fajar

Menurut Vania Yoanda selaku pembacara pada forum sosialisasi, ada beberapa alasan mengapa pemuda sebaiknya memilih dalam pemilihan umum dan daerah

1. Golput tidak menyelesaikan masalah, karena dengan golput justru pihak yang tidak netral akan merenggut masyarakat yang mudah dipengaruhi agar memilih paslon yang mereka unggulkan, sedangkan kabanyakan generasi Z ini memiliki prinsip dan pemikirannya sendiri sehingga mereka cenderung netral

2. Jumlah dari generasi Z itu tidak sedikit, sebanyak 55% suara bersumber dari para pemuda pemudi. Apabila dari para pemuda pemudi tersebut memilih untuk tidak menyumbangkan suaranya pada pemilihan umum, maka akan sangat disayangkan dan mengurangi persentase suara dari golongan terbanyak.

3. Tidak semua dapat mempunyai hak memilih. Hak suara dalam memilih tidak semua orang mendapatkannya. Beberapa orang mungkin memang memiliki hak untuk memilih paslon, namun belum tentu ia dapat menghadiri pemilu di tempat.

4. Belajar menentukan pilihan. Poin ini merupakan poin yang terpenting pada pemuda untuk memilih apa yang menurut ia pantas untuk dipilih. Pada pemilihan ini, dapat dimanfaatkan sebagai tahap kedewasaan memilih untuk masa depan, sama seperti berkehidupan bernegara, pilihan pada pemilu sebagai wadah menjadi tahapan menuju kedewasaan.

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan terhadap anak SMA, ada yang mengungkapkan bahwa "as a democratic country, penting buat kita milih siapa pemimpin selanjutnya. Karena ya suara kita sangat diperluin, apalagi yang kita vote disini tuh sebuah pilar dari suatu negara. Kalau pilarnya gabisa nopang, ambruk kan? terus kita sebagai masyarakat juga pasti harus observasi siapa yang harus kita vote itu juga penting buat ningkatin skill observasi kita, i guess" ungkap kirana, ketua osis SMA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun